Liputan6.com, Gunungkidul - Dunia usaha mikro atau lebih dikenal dengan UMKM menjadi salah satu solusi peningkatan ekonomi terlebih di pasar bebas sekarang ini. Usaha tersebut meliputi banyak sektor dengan produk lokal yang memiliki ciri khusus dengan kultur wilayah.
Seperti halnya salah satu produk UMKM asal Gunungkidul, yaitu Pahilo. Produk yang berbahan baku singkong yang diolah dengan diparut dan dikeringkan, menjadi salah satu produk unggulan warga Gunungkidul.
Menurut Wahyu Alamsyah, salah seorang mahasiswa Mercubuana Yogyakarta, menyebut, bahwa makanan pathilo sekarang ini sudah dikenal warga baik di Wilayah Gunungkidul maupun di daerah lain. Meski demikian, perlu adanya solusi agar usaha ini terus dapat berkembang.
Advertisement
"Kami melihat sendiri, produksi, pemasaran masih berskala tradisional. Selain pendampingan, kemasan serta peningkatan mutu serta kualitas perlu ditingkatkan untuk menambah nilai jual," dia menjelaskan.
Mahasiswa Psikologi ini mengungkapkan, persaingan di pasar sekarang ini sangat ketat. Hampir semua jejaring digital dipenuhi dengan produk lokal yang dipasarkan dengan kemasan yang menarik.
"Tentunya pasar yang menentukan peluang usaha tersebut, meski Pathilo sekarang ini sudah dikenal masih butuh inovasi baru terkait kemasan," jelasnya.
Ia bersama dengan rekan mahasiswa memperkenalkan Pathilo dengan varian rasa dalam acara bazar di kampusnya. Hal ini dilakukan agar penggemar Pathilo dapat merasakan sensasi rasa yang unik produk olahan singkong tersebut.
Terkait dengan bahan pathilo, Wahyu bekerja sama dengan produsen pathilo yang ada di Padukuhan Cabean, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul. Produsen tersebut mengirimkan Pathilo dengan rasa original.
"Jadi dari produsen kita mengambil dengan rasa original saja dan kami oleh dengan berbagai varian rasa dan dalam kemasan yang menarik," tuturnya.
Menurutnya, kemasan adalah satu di antara banyak faktor yang menjadikan konsumen mengenali produk dari warna dan bahan kemasan. Kemasan yang kekinian menjadi daya tarik tersendiri.
Untuk rasa sendiri, Wahyu menambahkan beberapa varian rasa. Mulai dari barbeque, sapi panggang, pedas manis, jagung bakar, dan lain-lain. Hal ini agar para mahasiswa tertarik meski bahan dasarnya makanan Pathilo yaitu singkong.
"Tujuannya mengenalkan Pathilo dengan rasa yang berbeda dan dapat diterima di lidah mahasiswa. Karena mahasiswa adalah pasar yang bagus sebagai jaringan pemasaran," ungkap Wahyu.
Sementara itu, salah satu pelanggan, Isnaini menyebut varian rasa yang dicampurkan ke dalam pathilo membuat campuran rasa yang mengesankan. Gurihnya singkong dengan rasa bawang putih yang kuat ditambah dengan berbagai rasa menjadi asyik dinikmati saat istirahat di kampus.
"Jadi rasanya itu unik, kan ini dari singkong ya, terus saya ambil yang rasa sapi panggang. Pas digigit itu krispi dan gurih,” katanya.
Isnaini menuturkan bahwa inovasi yang dilakukan para mahasiswa pekerja ini luar biasa. Selain mengubah bentuk kemasan yang menarik, rasa yang disajikannya pun sangat mengesankan.
"Saya baru merasakan rasa yang seperti ini, dan ini akan menjadi peluang besar bagi produsennya maupun yang mengolahnya," tuturnya.
Ia berharap, agar Bazar ini mampu meningkatkan inovasi terhadap produk lokal agar usaha kecil atau UMKM dapat terus berkembang terutama di Wilayah Gunungkidul khususnya dan Yogyakarta pada umumnya.
"Jadi perlu ditingkatkan lagi event seperti ini, termasuk para mahasiswanya agar mampu membuat trobosan baru dan membantu UMKM dalam pemasarannya," dia memungkasi.