Sejarah Benteng Duurstede, Wisata Sejarah Peninggalan Masa Belanda di Maluku

Benteng ini berfungsi sebagai bangunan pertahanan serta pusat pemerintahan VOC selama menguasai wilayah Saparua.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Jan 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2023, 00:00 WIB
benteng
Benteng Duurstede di Pulau Saparua, Maluku. (kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Maluku - Benteng Duurstede merupakan benteng peninggalan Belanda yang berlokasi di Saparua, Maluku Tengah. Benteng yang terletak di tepi laut ini sempat berpindah tangan dari cengkeraman Portugis, Belanda, dan Inggris.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Benteng Duurstede dibangun pertama kali oleh Portugis pada 1676. Selanjutnya, benteng ini direbut, dimanfaatkan, dan dibangun kembali oleh Gubernur Ambon Mr N Schaghen pada 1691.

Benteng ini berfungsi sebagai bangunan pertahanan serta pusat pemerintahan VOC selama menguasai wilayah Saparua. Pada 16 Mei 1817, benteng ini diserbu oleh rakyat Saparua di bawah pimpinan Kapitan Pattimura. Pada peristiwa tersebut, seluruh penghuni benteng tewas kecuali putra Residen, Juan Van Den Berg.

Jatuhnya benteng Duurstede di tangan rakyat Maluku mengakibatkan kedudukan VOC di Ambon dan Batavia goncang. VOC kemudian memusatkan perhatiannya untuk merebut kembali Benteng Duurstede.

Segala usaha dilakukan VOC, seperti mengirim bantuan tentara dan persenjataan perang. Namun, semua percobaan penyerangan tersebut selalu gagal.

Situasi tersebut mendorong VOC untuk bertindak lebih agresif. Gubernur van Middelkoop pun terpaksa meminta bantuan Raja Ternate dan Tidore.

Pada November 1817, VOC mengirimkan armada berjumlah 1.500 orang yang merupakan sumbangan dari Raja Ternate dan Tidore. Penyerbuan tersebut dipimpin oleh Komisari Jendral A A Buyskers.

Saat itu, strategi yang dilakukan Buyskers adalah menguasai pulau-pulau di sekitar Saparua dan menguasai daerah kekuasaan Pattimura. Strategi tersebut ternyata cukup berhasil.

Pattimura dan pasukannya terdesak ke hutan sagu dan pegunungan. Akhirnya, Kapitan Pattimura beserta tiga orang panglimanya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati yang dilaksanakan di benteng Nieuw Victoria.

Pada 1902, Benteng Duurstede tidak lagi difungsikan lagi. Setelah kemerdekaan Indonesia, benteng ini ditetapkan sebagai cagar budaya pada 12 Januari 1999. Kini, Benteng Duurstede menjadi salah satu destinasi wisata sejarah Maluku yang buka setiap hari mulai pukul 06.00 sampai 18.00 WIT.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya