Cara Pj Gubernur Sulbar Kembangkan Ekonomi dengan Smart Farming ala Korsel

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik bertemu dengan Gubernur Jeollabuk-do, Korea Selatan, Kim Kwan-young, di Jakarta, Sabtu (18/2/2023)

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 18 Feb 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2023, 22:30 WIB
Pemprov Sulbar
Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik bertemu dengan Gubernur Jeollabuk-do, Korea Selatan, Kim Kwan-young (Foto: Liputan6.com/istimewa)

Liputan6.com, Mamuju - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik bertemu dengan Gubernur Jeollabuk-do, Korea Selatan, Kim Kwan-young, di Jakarta, Sabtu (18/2/2023). Pertemuan itu dalam rangka terkait pengembangan ekonomi dan kesejahteraan daerah, khususnya Sulbar.

"Salah satu poin utama pembicaraan adalah rencana kerjasama antara kedua provinsi di bidang perkebunan. Gubernur Kim mengatakan smart farming di provinsinya di Korea Selatan sudah berjalan dengan bagus," kata Akmal.

Akmal menuturkan, dirinya ingin masyarakat Sulbar belajar dari Provinsi Jeollabuk-do tentang implementasi smart farming. Mengingat kondisi lahan pertanian di Sulbar yang semakin lama kian menyusut akibat pertumbuhan jumlah pemukiman. 

"Smart farming menjadi salah satu solusi untuk mengembangkan sektor pertanian di Sulbar. Masyarakat bisa terlibat secara aktif memanfaatkan ruang yang terbatas untuk tanaman perkebunan bernilai ekonomis. Ini perlu kita pelajari di Jeollabuk-do," jelas Akmal. 

Akmal menegaskan smart farming juga menjadi salah satu solusi bagi Sulbar untuk keluar dari permasalahan ekonomi yang skalanya kecil-kecil. Dia berencana untuk segera berkunjung ke Korea Selatan dalam waktu dekat, 

"Kita akan mempelajari tentang metode smart farming dan selanjutnya di implementasikan di Sulbar," tegas Akmal.

Sedangkan, Gubernur Jeollabuk-do, Kim Kwan-young menuturkan kalau pihaknya sangat tertarik dengan posisi Sulbar yang akan menjadi wilayah penyuplai kebutuhan Ibu Kita Negara (IKN) Nusantara di masa depan. Salah satunya adalah mewujudkan smart farming di Tanah Mandar, khususnya untuk perkebunan buah dan sayur. 

"Tidak hanya terkait kuantitas, tapi juga kualitas produk buah dan sayur yang dihasilkan melalui smart farming dapat bernilai ekspor," tutup Kim Kwan Young.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya