Film Bernuansa Islami Rekomendasi Tontonan pada Ramadan

Menonton tayangan film menjadi salah satu cara menghibur diri di tengah menjalankan ibadah puasa.

oleh Panji Prayitno diperbarui 07 Mar 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2023, 18:00 WIB
Film Bernuansa Islami Rekomendasi Tontonan di Bulan Ramadan
Mencari Hilal. (Foto: Dok. MVP Pictures/ Dapur Film/ IMDb)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadan 2023 akan segera tiba. Sejumlah amalan sunah lainnya dikerjakan untuk menyempurnakan ibadah Ramadan.

Namun, biasanya di sela-sela waktu menjalankan ibadah puasa, kalian juga tentunya membutuhkan hiburan. Menonton tayangan film menjadi salah satu cara menghibur diri di tengah menjalankan ibadah puasa.

Ada beberapa rekomendasi film Ramadan yang bisa ditonton. Bahkan, ada beberapa serial film yang ditayangkan sepanjang Ramadan.

Berikut rekomendasi film khas bulan suci Ramadan yang tentunya bisa menjadi teman saat menjalankan puasa.

Mencari Hilal

Film ini menganugerahkan gelar Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Deddy Sutomo pada Festival Film Indonesia 2015. Gelar ini menjadi satu-satunya yang diraih oleh film ini di antara 7 nominasi yang didapatkan. 

Merupakan penghargaan yang pernah diraih oleh Deddy Sutomo selama lebih kurang 40 tahun sepanjang karier di perfilman Indonesia.

Muhammad: The Massenger of God

Film yang satu ini merupakan produksi yang menyedot anggaran cukup besar di sinema Iran hingga saat ini.

Pengembangan Muhammad: The Massenger of God dimulai pada tahun 2007 dan Majidi sebagai penulis draf pertama skenario pada tahun 2009. 

Pada tahun 2011, set kolosal yang dibuat di kota Qom dekat Teheran telah siap untuk sebagian besar film tersebut. 

Sepanjang proses pembuatan film, Majidi bekerja dengan tim sejarawan dan arkeolog untuk mengerjakan keakuratan kehidupan awal Nabi Muhammad. 

Pekerjaan pascaproduksi dimulai di Munich pada akhir 2013 dan selesai pada 2014. Sinematografi dikerjakan oleh Vittorio Storaro dan skor film disusun oleh AR Rahman.

Film ini tayang perdana di Festival Film Internasional Fajr pada 1 Februari 2015 tetapi ditarik keluar karena masalah teknis. Untuk para kritikus, pembuat film, dan jurnalis, pemutaran khusus diadakan di Cinema Farhang di Iran pada 12 Februari 2015. 

Film tersebut dirilis di Iran dan di Montreal World Film Festival pada 27 Agustus 2015. Film tersebut terpilih sebagai film Iran entri untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-88.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Sang Kiai

Film ini menceritakan tentang perjuangan sosok ulama besar Indonesia yakni KH Hasyim Asyari yang dianggap sebagai pemberontak oleh Jepang pada masa penjajahannya.

Hingga pada suatu ketika, KH Hasyim Asyari dituduh telah menghasut rakyat sehingga terjadi kerusuhan di pabrik Cukir yang mengakibatkan ia ditangkap oleh Jepang.  

Sosok ulama besar ini dipaksa menandatangani perjanjian untuk bersedia melakukan Seikere yaitu upacara yang dilakukan tentara Jepang dengan menyembah Dewa matahari. 

Namun dengan keras menolak perintah tersebut. Melihat Kiai mendapatkan perlakuan yang kejam dari Jepang, santri tebu Ireng berbondong-bondong mendatangi markas Jepang walau tak memperoleh hasil yang nyata. 

Jepang terdesak hingga akhirnya memutuskan untuk memindahkan KH Hasyim Asyari ke Mojokerto. Wahid Hasyim bersama para tokoh agama menempuh jalan diplomasi. 

Mereka mengadakan pertemuan membahas strategi untuk melawan Jepang dengan berpura-pura mendukung Jepang dan memanfaatkan fasilitas dari Jepang, serta membentuk panitia pembelaan ulama NU yang ditangkap Jepang. 

Dengan dibantu A. Hamid Ono, para petinggi Jepang memutuskan untuk melepaskan semua Kiai yang ditawan. Pada 7 Desember 1942 di Batavia, Jepang mengumpulkan seluruh Kiai di Jawa. 

Hingga pada Oktober 1943, Jepang membubarkan MIAI dan mendirikan Masyumi yang dipimpin oleh KH Hasyim Asyari. 

Jepang meminta MASYUMI untuk membuat khotbah propaganda dengan anjuran memperbanyak hasil bumi yang disampaikan saat sembahyang pada hari Jumat dengan menyentil ayat-ayat Alquran dan Hadits untuk mendapatkan simpati dari rakyat.

99 Nama Cinta

Film yang tayang pada 2019 yang lalu sangat cocok menjadi hiburan anda saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dibintangi oleh Acha Septriasa, Deva Mahendra, Ira Wibowo dan Donny Damara menyajikan akting yang sangat baik dalam film ini.

Dalam film ini menceritakan karier Talia (Acha Septriasa), presenter sekaligus produser acara gosip, yang sedang melejit di dunia infotainment, mendadak berubah drastis saat bertemu Kiblat (Deva Mahendra).

Seorang ustaz muda yang muncul di kantornya untuk memberikan pelajaran agama kepada Talia atas kehendak almarhum ayah Talia sebagai hutang budi kepada Kiblat. 

Sejak pertemuan itu, karier Talia merosot jatuh gara-gara kesalahan kecil. Tapi, tak disangka, Kiblat lah yang membantunya. 

Kedekatannya dengan Kiblat menimbulkan getar-getar cinta dalam hati Talia. Namun, semuanya buyar ketika mendengar gosip bahwa Kiblat hendak dijodohkan dengan Husna, pengajar baru di pesantren milik keluarga Kiblat.

Ajari Aku Islam

Ajari Aku Islam adalah sebuah film religi Indonesia 2019 yang berdasarkan pada kisah nyata Jaymes Riyanto, yang juga menjadi produser dan penulisnya.

Film tersebut mengambil beberapa lokasi syuting di Kota Medan, diantaranya Masjid Raya Al Mashun, Istana Maimoon, Bundaran Majestik dan Kota Tua Kesawan.

Film tersebut berhasil meraih 525.525 penonton dan menjadi salah satu film box office untuk genre film religi pada tahun tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya