Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan menjadi momentum memupuk ketakwaan umat muslim dengan berpuasa dan shalat tarawih pada malam hari. Di sela-sela shalat Tarawih biasanya ada ceramah singkat untuk jemaah. Meski singkat, ceramah singkat saat Tarawih kerap menyentuh kalbu karena sangat related dengan keadaan masyarakat.
Berikut contoh ceramah singkat Ramadhan berjudul 'Ramadhan Barometer Kesuksesan Satu Tahun ke Depan', tulisan Ustaz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur, yang dikutip dari laman NU Online, Senin (27/3/2023):
Assallmuallaikum warahmatullahiwabarakaatuh,
Advertisement
Ramadhan merupakan bulan yang sangat di nanti-nanti umat Islam di seluruh dunia sejak zaman dahulu hingga saat ini. Semua itu tidak lain karena ingin mendapatkan keberkahan, rahmat, dan anugerah dari Allah di dalamnya. Karenanya, mari kita maksimalkan ibadah dan semua kebajikan sosial pada bulan ini.
Dengan harapan agar mendapatkan semua keberkahan bulan Ramadhan. Memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan tidak hanya dengan menjaga puasa, tadarus Al-Qur’an, dan tarawih, namun juga harus menjaga hubungan baik dengan sesama. Berbuat baik kepada sesama di bulan Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang sangat agung di bulan Ramadhan. Misalnya dengan cara bersedekah, memberi makan kepada orang yang berpuasa, dan lainnya.
Imam Abu Hasan Al-Mawardi (wafat 450 H), dalam kitabnya mengatakan bahwa bahwa di bulan Ramadhan sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah yang kita berikan kepada orang lain, melebihi ukuran sedekah yang kita berikan pada umumnya.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi saw pada setiap Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat Ibnu Abbas:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ أَجْوَدَ النَاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ
Artinya, “Dari Ibnu Abbas ra, dari Rasulullah saw, bahwa Nabi saw adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Dan, Nabi paling dermawan ketika bulan Ramadhan.” (HR Al-Bukhari).
Berdasarkan hadits tersebut Imam Al-Mawardi menganjurkan kepada kita semua untuk menambah kadar sedekah yang biasa kita berikan kepada orang lain pada bulan Ramadhan, sebagai kepatuhan dan tindakan mengikuti jejak Nabi saw, serta karena kebutuhan umat Islam lebih banyak pada bulan ini, karena mereka yang biasa sibuk bekerja, justru sibuk dengan puasa dan beribadah. (Imam Al-Mawardi, Al-Hawi Al-Kabir, [Beirut, Darul Fikr], juz III, halaman 1040).
Secara umum, apa yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw menjadi bukti kepada kita, bahwa di bulan Ramadhan selain memaksimalkan ibadah dan ketaatan di dalamnya, juga tidak kalah penting untuk menjalin solidaritas sosial dengan sesama. Menjadi manusia yang dermawan adalah salah satu bukti bahwa kita sangat antusias dalam mengikuti teladan yang Nabi saw contohkan. Sedekah yang dilakukan pada bulan Ramadhan merupakan sedekah paling utama. Artinya, pahala yang didapatkan dari sedekah tersebut lebih banyak daripada sedekah yang dilakukan pada bulan-bulan yang lainnya. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits:
سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Artinya, “Nabi saw pernah ditanya: “Sedekah apakah yang memiliki nilai paling utama?” Lalu Nabi menjawab: “Sedekah di dalam bulan Ramadhan.” (HR Anas bin Malik).
Semua yang dicontohkan oleh Nabi saw sangat penting untuk kita tiru bersama, mulai dari cara beribadah, cara berpuasa, dan cara dalam memperlakukan orang lain di bulan Ramadhan. Sebab, baik dan buruknya kita selama satu tahun kedepan, tergantung bagaimana kita di bulan Ramadhan ini.
Penentu dalam Satu Tahun ke Depan
Syekh Abdurrahman bin Abdussalam bin Utsman As-Shafuri Asy-Syafi’i (wafat 894 H) dalam salah satu kitabnya mengatakan bahwa memaksimalkan ibadah dan ketaatan, serta menjalin hubungan baik dengan sesama menjadi tolok-ukur dalam satu tahun ke depan. Jika di bulan Ramadhan ini kita berhasil dalam melaksanakan segala kewajiban dan tanggung jawab dengan baik dan benar, maka hal itu menunjukkan bahwa satu tahun ke depan kita juga akan berhasil dalam menjalankan semuanya dengan baik.
Dalam kitabnya disebutkan:
رَمَضَانُ قَلْبُ السَّنَةِ، إِذَا سَلِمَ سَلِمَتْ السَّنَةُ كُلُّهَا
Artinya, “Bulam Ramadhan adalah intisari dalam satu tahun. Jika (dalam Ramadhan ini) baik, maka sepanjang tahun tersebut juga akan baik.” (As-Shafuri, Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafais, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah], juz I, halaman 215).
Demikian pentingnya menjaga segala kewajiban selama bulan Ramadhan, mulai dari kewajiban terhadap Allah, maupun kewajiban secara sosial kepada sesama manusia. Kewajiban ibadah kepada Allah mari kita maksimalkan, dan kewajiban kepada sesama manusia mari kita laksanakan. Dengan harapan bisa meraih keberkahan bulan Ramadhan, dan menjadi jaminan perihal kebaikan kita semua selama satu tahun ke depan.
Semoga, di bulan ini kita termasuk orang-orang yang berhasil memanen pahala dari Allah dan ampunan-Nya, serta tidak termasuk orang-orang yang lalai di dalamnya. Wallahu a’lam.
Advertisement