Masjid Agung Tuban, Masjid Berkubah Pertama di Pulau Jawa

Selain menjadi masjid kubah pertama di Jawa, Masjid Agung Tuban juga menjadi salah satu masjid yang memiliki arcade (bangunan dengan gang beratap) paling awal.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Apr 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2023, 06:00 WIB
Masjid Agung Tuban. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)
Masjid Agung Tuban. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tuban - Masjid Agung Tuban berlokasi di Jalan Bonang, Kutorejo, Tuban, Jawa Timur. Masjid yang terlihat megah dengan arsitektur modern ini ternyata merupakan masjid pertama di Tanah Jawa yang memiliki kubah.

Mengutip dari berbagai sumber, masjid yang berada di dekat kompleks makam Sunan Bonang ini dibangun dengan menggunakan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga. Pola tersebut memberikan pola ruang dengan kolom-kolom unik.

Konon, pola ini terinspirasi dari ruang dalam Masjid Cordoba, Spanyol. Menurut peneliti Islam di Pulau Jawa, GF Pijper, dari cerita yang berkembang didapati bahwa rujukan rancangan masjid ini adalah Hagia Sofia lstanbul.

Selain menjadi masjid kubah pertama di Jawa, Masjid Agung Tuban juga menjadi salah satu masjid yang memiliki arcade (bangunan dengan gang beratap) paling awal. Gaya arsitektur khas nusantara pada masjid ini dapat ditemui pada pintu dan mimbar yang terbuat dari kayu.

Terdapat ornamen ukiran khas Jawa pada kayu-kayu tersebut. Adapun di sayap mihrab terdapat tangga dari bahan kuningan. Hal tersebut merupakan gaya khas ornamen Jawa Klasik.

Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario Tedjo atau yang dikenal dengan Syeh Abdurrahman, yaitu Bupati Tuban ke-7. Sayangnya, pendirian masjid tersebut tidak tercatat secara pasti.

Meski demikian, diperkirakan pembangunan masjid terjadi pada abad ke-15. Hal itu didasarkan pada masa kekuasaan Adipati Raden Ario Tedjo, yakni sekitar 1401-1419.

Masjid yang menjadi bagian dari bukti kejayaan Islam pada zaman Kerajaan Majapahit ini sempat mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama dilakukan pada 1894, yakni pada masa pemerintahan Raden Toemengoeng Koesoemodiko (bupati ke-35 Tuban).

Saat itu, Raden Toemengoeng Koesoemodiko menggunakan jasa arsitek berkebangsaan Belanda, BOHM Toxopeus. Hal itu tertulis pada prasasti di depan Masjid Agung Tuban yang berbunyi, "Batoe yang pertama dari inie missigit dipasang pada hari Akad tanggal 29 Djuli 1894 oleh R. Toemengoeng Koesoemodiko Boepati Toeban. Inie missigit terbikin oleh Toewan Opzicter B.O.H.M. Toxopeus".

 

Penulis: Resla AKnaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya