Menjaga Ramadan, Menjaga Tradisi Baik

Hal baik harus menjadi tradisi, seperti membagikan santunan untuk kaum dhuafa.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2023, 13:45 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2023, 13:45 WIB
sido muncul
Pengajian menjadi pembuka agenda pembagian santunan untuk seribu kaum duafa di kabupaten Semarang oleh PT Sido Muncul. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Liputan6.com, Semarang - Berbagi pada bulan Ramadan menjadi sebuah tradisi baik bagi PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, TBK. Tradisi itu pula yang menempatkan Sido Muncul sebagai pioner kegiatan mudik gratis bersama

Irwan Hidayat, direktur PT Sido Muncul menyebutkan bahwa usahanya bisa semakin maju karena tradisi itu.

"Berbagi itu adalah fitrah manusia. Jika kita berbagi maka akan banyak doa baik bagi kita, dan apa yang kita hasilkan, kita produksi juga akan dicintai banyak orang," kata Irwan.

Pada ramadan 1444 H tahun ini, ada program yang diubah menjadi lebih bermanfaat, ada juga yang dipertahankan. Berbagi santunan kepada 1000 dhuafa salah satu kegiatan yang terus dilakukan.

"Tahun ini baru ada 2 kota, masing-masing kota 1000 dhuafa. Tentu akan menyusul kota lain," kata Irwan Hidayat.

Santunan berupa paket sembako plus. Di Semarang dibagikan kepada warga desa di Kabupaten Semarang.

“Bulan puasa adalah kesempatan berbuat baik dan berbagi kebahagiaan," kata Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat di Pabrik Sido Muncul, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (14/4/23).

Secara simbolis, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menyerahkan bantuan 1.000 paket sembako kepada Bupati Semarang H. Ngesti Nugraha, S.H, M.H untuk diteruskan kepada para penerima bantuan. Mereka adalah warga yang berasal dari Desa Diwak, Desa Bergas Kidul, Desa Klepu, Kelurahan Ngempon, dan Kelurahan Karangjati.

“Paket yang kami serahkan berupa beras, gula, minyak, mie instan, wafer, dan produk-produk kesehatan dari Sido Muncul, senilai Rp190.000/paket,” kata Irwan.

Irwan juga menceritakan sebelumnya, Sido Muncul telah memberikan santunan berupa uang tunai kepada 1.000 anak yatim di Jakarta sekaligus menggelar buka puasa bersama.

“Pada 11 April lalu, kami juga memberikan uang tunai total Rp200juta kepada 1.000 anak yatim di Jakarta. Masing-masing menerima Rp200ribu. Guru saya ngajarin kalau bulan puasa itu kelebihannya pintu surga dibukakan dan pintu nerakanya ditutup. Kalau pintu surga dibuka, pintu hati kita juga harus dibuka untuk menerima kebaikan dan untuk berbuat kebaikan,” kata Irwan.

 

Kearifan Lokal

sido muncul
Direktur PT Sido Muncul TBK Irwan Hidayat saat menjelaskan latar belakang dilakukannya pembagian santunan kepada 1000 duafa. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Dalam kesempatan ini Irwan Hidayat juga memperkenalkan produk jamu Sawanan. Ini sebagai respon saat penceramah bercerita tentang energi negatif yang sering mengganggu manusia.

"Dalam tradisi masyarakat Jawa, untuk menetralisir energi buruk itu digunakan daun kelor. Nah jamu Sawanan itu dibuat dari kunir atau kunyit dan daun kelor," kata Irwan.

Daun kelor memang memiliki kemampuan lebih. Ia mampu mengembalikan kesuburan tanah, bahkan mampu mengusir serangan kutu putih dan semut pada tanaman. Bagi masyarakat sudah dikenal sebagai penyembuh alternatif.

Santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa ini merupakan kegiatan CSR Sido Muncul yang rutin dilakukan. Setiap tahun kota-kota di Indonesia menjadi sasaran.

Sementara itu untuk kegiatan musim bersama, mulai tahun ini dialihkan menjadi kegiatan operasi bibir sumbing. Pertimbangan utamanya adalah sarana transportasi massal yang terus membaik dan kemampuan masyarakat mudik secara mandiri.

"Kalau mau berhitung, operasi bibir sumbing jelas lebih besar biayanya. Tapi manfaatnya juga lebih besar dan masih sedikit yang mengerjakan," kata Irwan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya