Mabes Polri dan Mabes TNI Turun Tangan usai Polres Jeneponto Diserang OTK

Divisi Propam Mabes Polri dan Puspom TNI mendatangi Polres Jeneponto untuk melakukan investigasi usai markas polisi itu diserang OTK.

oleh Fauzan diperbarui 30 Apr 2023, 00:17 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2023, 00:04 WIB
Divisi Propam Mabes Polri dan Puspom TNI mendatangi Polres Jeneponto untuk melakukan investigasi usai markas polisi itu diserang OTK (Liputan6.com/Fauzan)
Divisi Propam Mabes Polri dan Puspom TNI mendatangi Polres Jeneponto untuk melakukan investigasi usai markas polisi itu diserang OTK (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Jeneponto - Divisi Propam Mabes Polri bersama Pusat Polisi Militer TNI turun tangan dalam insiden penyerangan Markas Polres Jeneponto yang terjadi pada Kamis (27/4/2023). Langkah itu merupakan bentuk komitmen untuk mengungkap insiden penyerangan tersebut, apalagi pelaku penyerangan disebut-sebut adalah oknum TNI. 

Komandan Puspom TNI, Laksamana Muda TNI Edwin mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan investigasi untuk mengungkap dugaan apakah betul pelaku penyerangan di Mapolres Jeneponto adalah oknum TNI. Dia menegaskan, jika nantinya terbukti, maka pihaknya akan melakukan tindakan tegas. 

"Apabila didalam proses invesitigasi yang kita laksanakan ada hal-hal yang melibatkan prajurit, kita akan melakukan Proses Hukum yang berlaku. Serta TNI Tidak Boleh arogan, tetap tegas tapi Humanis," tegas Edwin usai berkunjung ke Mapolres Jeneponto, Sabtu (29/4/2023). 

Hal senada juga diutarakan oleh Wakil Komandan Puspom TNI Angkatan Darat, Mayjen TNI Eka Wijaya Permana. Dia juga memastikan bahwa jika nantinya dari hasil penyelidikan terbukti keterlibatan anggota TNI AD dalam penyerangan Mapolres Jeneponto, maka pihaknya memberi sanksi kepada prajurit yang bersangkutan. 

"Tim sudah bekerja, kami sudah mendapatkan data-data dan lain sebaginya. Kami masih perlu menganalisa. Percaya kepada kami siapa yang berbuat salah pasti akan diproses hukum. Biarkanlah kami bekerja” ucap Eka.

Sementara itu, Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Pol Syahar Diantono meminta masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi yang belum dipastikan kebenarannya terkait penyerangan Markas Polres Jeneponto. 

"Jangan mudah menyebar informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya yang masih perlu dikroscek kebenarannya, dan kami minta kepada media agar menjaga soliditas TNI-Polri," kata Syahar. 

Menurut dia solidaritas TNI dan Polri adalah harga mati. Ia pun berharap anggota polisi yang berada di Kabupaten Jeneponto bisa terus menjaga kebersamaan dengan prajurit TNI yang ada.

"Soliditas TNI POLRI merupakan perintah Bapak Presiden, sehingga kita turun langsung bersama-sama TIM Gabungan. Kita sudah dua hari melaksanakan kegiatan diberbagai tempat diantaranya di Polres Jeneponto ini," dia memungkasi. 

Pangdam XIV Hasanuddin Tegaskan Pelaku OTK

Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso  (Liputan6.com/Fauzan)
Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso (Liputan6.com/Fauzan)

Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso menggelar konferensi pers usai insiden penyerangan di Markas Polres Jeneponto pada Kamis (27/4/2023) dini hari. Konferensi pers itu diselenggarakan usai beredar kabar bahwa yang menyerang Mapolres Jeneponto adalah oknum prajurit TNI. 

Menanggapi kabar tersebut, Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso menegaskan bahwa penyerangan itu dilakukan oleh orang tak dikenal. Menurut Imam, hingga saat ini Kodam XIV Hasanuddin dan Polda Sulsel masih menyelidiki siapa dalang dibalik penyerangan Mapolres Jeneponto. 

"Saya sampaikan bahwa pelaku penyerangan adalah orang tidak dikenal. Saat ini kita masih mencari pelaku penyerangan terhadap Polres Jeneponto," kata Imam kepada wartawan, Kamis (27/4/2023) malam. 

Saat ditanya mengenai apakah ada keterkaitan antara penyerangan Mapolres Jeneponto dengan insiden kesalahpahaman antara dua prajurit TNI dan personel Satreskrim Polres Jeneponto yang terjadi sehari sebelumnya, Imam mengaku bahwa hal tersebut tengah diselidiki kedua belah pihak. 

"Jadi memang kejadian sebelumnya ada kesalahpahaman antara oknum polisi dan oknum TNI, antara prajurit dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka dengan anggota Polres Jeneponto. Nah dalam insiden itu kan ada warga sipil juga. Jadi apakah itu ada kaitannya (dengan penyerangan Polres Jeneponto) masih dalam proses penyelidikan," jelasnya.

Usai insiden kesalahpahaman itu, lanjutnya, pihak TNI dan Polri sudah bergerak cepat untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Malam itu, oknum TNI dan Polri yang terlibat insiden kesalahpahaman langsung dipertemukan sehingga masalahnya selesai. 

"Jadi sudah ada kesepakatan, semuanya biar diproses sesuai aturan masing-masing sesuai hukum yang berlaku. Secara pribadi juga tidak ada, karena kedua belah pihak sudah menerima," ucapnya.

Polres Jeneponto Diserang OTK, 1 Polisi Tertembak

Mapolres Jeneponto Diserang OTK (Liputan6.com/Fauzan)
Mapolres Jeneponto Diserang OTK (Liputan6.com/Fauzan)

Sebelumnya, Markas Polres Jeneponto yang berada di Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan diserang sekelompok orang tak dikenal pada Kamis (27/4/2023) dini hari. Satu anggota polisi dikabarkan terkena luka tembak dan dilarikan ke rumah sakit. 

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana membenarkan ihwal kejadian tersebut. Dia mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 WITA. 

 "Iya betul, kejadiannya sekitar pukul 02.00 WITA. Sekarang sudah kondusif," kata Komang, Kamis (27/4/2023). 

Seorang anggota polisi berinisial MM terkena luka tembak dibagian perut. Saat ini, polisi berpangkat Bripka itu tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. 

"Ada satu anggota terkena luka tembak di perut. Dia sudah dilarikan ke RS," ucap Komang. 

Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, penyerangan itu dilakukan dengan cara melempar batu dan bom molotov ke dalam area Mapolres Jeneponto. Diperkirakan ada 100 orang yang terlibat dalam aksi penyerangan tersebut. 

Akibatnya sejumlah bangunan di Mapolres Jeneponto rusak. Di antaranya pintu dan jendela kaca ruang Propam Polres Jeneponto, kaca jendela ruang SKCK Satuan Intelkam Polres Jeneponto dan ruang identifikasi Satuan Reserse Kriminal Polres Jeneponto juga rusak. 

Saat ini pihak kepolisian tengah menyelidiki kejadian ini dan telah memasang police line di sekitar lokasi kejadian.

 

Simak juga video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya