Liputan6.com, Garut - Pengungkapan kasus pencurian dan mutilasi hewan ternak yang dilakukan tim buru sergap Sancang Polres Garut, Jawa Barat memunculkan fakta baru.
Komplotan pencuri sekaligus pemutilasi hewan ternak di wilayah Garut selatan itu, ternyata memiliki ritul khusus sebelum melakukan aksinya.
Baca Juga
“Kemungkinan ilmu khusus ada, sebab setiap kejadian itu hampir kebanyakan malam Selasa dan malam Jumat,” ujar Kapolsek Banjarwangi AKP Amirudin Latif, dalam rilis kasus di Mapolres Garut, Selasa (2/5/2023).
Advertisement
Menurutnya, kronologi pengungkapan kasus mutilasi hewan ternak tersebut, terbilang sulit dengan durasi kasus yang cukup lama hingga 2 tahun sejak 2021 lalu.
“Ini kasus yang paling membingungkan selama menjadi anggota Polri,” ujar dia.
Tempat kejadian perkara yang berlangsung di wilayah pegunungan jauh dari pemukiman warga, termasuk pemilik ternak dan saksi di lokasi, membuat anggota sulit menemukan jejak dalam pengungkapan kasus tersebut.
“Ya gak tahu mungkin pakai jimat,” ujar Amir menduga.
Namun berdasarkan pengalaman dan pendalaman anggota dari laporan warga mengenai kasus mutilasi hewan ternak sebelumnya, akhirnya mulai menemukan titik terang.
“Kami memakai canel (jaringan) kami yang langsung masuk ke jaringan itu, sehingga kami sikat habis dari bawah,” kata dia.
Setelah mengetahui pelaku utama kasus pencurian tersebut dikendalikan Jajang alias Jagur, Amir bersama tim buru sergap Sancang Garut tidak langsung mengamankan dia, namun sengaja menangkapi enam anak buahnya terlebih dahulu.
“Kami tahu kepalanya residivis, sekalipun ditangkap tidak akan bicara, ketika ditangkap bawahnya dulu Alhamdulillah bisa diambil semuanya,” kata dia.
Total ada sekitar tujuh orang berhasil diamankan dengan satu otak pelaku utama yang dikendalikan oleh Jajang alias Jagur. “Itu (Jagur) tersangka utamanya, untuk yang 6 orang di Banjarwangi satu orang di Cikajang,” ujarnya.