Aksi Solidaritas, Mahasiswa USU Desak Polisi Ungkap Misteri Kematian Mahira Dinabila

Pihak kepolisian didesak untuk mengusut tuntas kasus kematian mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) Mahira Dinabila. Menurut mereka, kematian perempuan berusia 19 tahun ini tidak wajar.

oleh Reza Efendi diperbarui 10 Jun 2023, 20:11 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2023, 20:11 WIB
Aksi Solidaritas
Aksi solidaritas mahasiswa USU desak polisi ungkap misteri kematian Mahira Dinabila

Liputan6.com, Medan Pihak kepolisian didesak untuk mengusut tuntas kasus kematian mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) Mahira Dinabila. Menurut mereka, kematian perempuan berusia 19 tahun ini tidak wajar.

Pada Jumat, 9 Juni 2023, pihak keluarga dan puluhan mahasiswa USU menggelar aksi solidaritas di Polda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan.

Presiden Mahasiswa USU, Dimas Aditya Syailendra mengatakan, aksi mereka kali ini sebagai bentuk desakan kepada pihak kepolisian agar adanya evaluasi kinerja yang dilakukan Polrestabes Medan dan Polsek Patumbak.

"Seharusnya hasil dari autopsi Mahira Dinabila itu dapat disampaikan. Tetapi sudah 47 hari lamanya, tidak dipublikasi atau diinformasikan kepada pihak keluarga," kata Dimas.

Diungkapkannya, mereka sangat kecewa. Aksi kali ini mereka lakukan sebagai representatif, dan bergerak sebagai bentuk kekecewaan. Sehingga tuntutannya adalah evaluasi besar-besaran.

"Kalau misalkan perlu dicopot, ya dicopot. Semua pihak yang seharusnya bertanggung jawab adalah orang-orang yang bergerak hari ini, bahkan mahasiswa, seperti itu," ungkapnya.

Disampaikan Dimas, apabila tuntutan yang mereka sampaikan kali ini tidak di-publish dengan indah, maka gerakan untuk mengawal kebijakan yang hari ini buta akan digerakan.

"Jadi gerakan selanjutnya dalam mengawal secara maksimal. Hari ini kepolisian sangat lambat. Hari ini kita melihat kasus Mahira tidak dikawal dengan maksimal. Kita melihat kinerja 47 hari itu tidak menghasilkan apa-apa, hasil autopsi saja tidak ada," ucapnya.

Disebutkan Dimas, pihaknya meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, mendesak Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda, menyampaikan hasil autopsi.

"Kita ingin aparat negara dapat mengawal kemanusiaan ini dengan baik. Kalau tidak mampu mengawal, mundur. Biarkan orang-orang yang berpotensi maju, sehingga apa yang menjadi kejanggalan-kejanggalan bisa dicerahkan. Pihak keluarga korban juga dapat menerima dengan lapang dada," sebutnya.

 


Ditangani Satreskrim Polrestabes Medan

Aksi Solidaritas
Aksi kali ini mereka lakukan sebagai representatif, dan bergerak sebagai bentuk kekecewaan

Wakasat Reskrim Polrestabes Medan, AKP Madianta Ginting menjelaskan, kasus ini telah ditangani Satreskrim Polrestabes Medan, yang sebelumnya ditangani di Polsek Patumbak.

"Untuk penanganan kasus, kami sangat atensi dan kami maksimal di dalam penanganan ini. Tetapi saat ini kita masih sama-sama menunggu hasil autopsi," ucapnya.

Dikatakan Madianta, untuk hasil autopsi, pihaknya juga tidak bisa memastikan dari penyidik berapa lama hasilnya, tetapi pihaknya tetap berkoordinasi dengan rumah sakit yang melakukan autopsi.

"Agar secepatnya dapat kita terima hasilnya,” ujarnya.

Berdasarkan hasil koordinasi yang dilakukan pihak kepolisian dengan rumah sakit, masih ada hasil pemeriksaan yang belum keluar. Sehingga hasil autopsi ini belum disampaikan kepada penyidik.

"Kita sama-sama menunggu dan berharap semoga hasilnya cepat selesai, kami juga dapat menentukan langkah apa yang dilakukan selanjutnya setelah hasil autopsi keluar," bebernya.

"Kami mohon bersabar kepada seluruh keluarga dan adik-adik. Sama-sama kita menunggu," sambungnya.


Keluarga Minta Keadilan

Aksi Solidaritas
Aksi kali ini sebagai bentuk desakan kepada pihak kepolisian agar adanya evaluasi kinerja yang dilakukan Polrestabes Medan dan Polsek Patumbak

Ibu kandung Mahira Dinabila, Nur Afni, meminta keadilan dan kebenaran. Menurutnya, kematian anaknya sudah sebulan lebih, dan juga tidak ada kejelasan dari pihak kepolisian.

"Tolong kami, kemana keadilan. Saya orang tua dari Mahira, enggak ada kepastian," ucapnya.

Nur Afni menilai kematian anaknya tidak wajar. Apalagi setelah sebulan lebih menunggu, tidak ada juga kepastian dari kepolisian untuk menuntaskan kasus ini.

"Saya menunggu sebulan lebih, kalian tak ada menuntaskan," sebutnya.

 


Kematian Mahira Dinabila

Ilustrasi jenazah atau mayat. (Unsplash)
Ilustrasi jenazah atau mayat. (Unsplash)

Mahasiswi USU, Mahira Dinabila, ditemukan tewas di rumah orang tua angkatnya, di Kompleks Riviera, Kecamatan Medan Amplas. Mayat wanita ini ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh pihak keluarga pada Rabu, 3 Mei 2023.

Polsek Patumbak turun ke lokasi dan melakukan penyelidikan. Muncul dugaan, korban dibunuh orang terdekat. Diduga meninggal tidak wajar, Polsek Patumbak membongkar kuburan Mahira Dinabila untuk dilakukan proses autopsi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya