Satai Kere, Kuliner Autentik Asal Solo yang Syarat Makna

Konon, satai kere pertama kali muncul di daerah Solo pada masa kejayaan Kerajaan Mataram pada abad ke-18 hingga sekarang memiliki banyak penggemar.

oleh Panji Prayitno diperbarui 28 Jun 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 02:00 WIB
Satai Kere, Kuliner Otentik Asal Solo Syarat Makna
Satai Kere Pak Panut Klajuran Godean Sleman menjadi bukti makanan nikmat dan sarat gizi tak selalu menguras kocek. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Satai merupakan salah satu warisan kuliner nusantara yang sudah banyak dikenal seluruh kalangan masyarakat. Ragam jenis kuliner satai bisa ditemukan dengan mudah di berbagai daerah Indonesia.

Salah satunya satai kere khas Solo Jawa Tengah. Di tengah naiknya harga daging dan kebutuhan hidup masyarakat, muncul fenomena satai kere yang menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menikmati satai dengan harga terjangkau.

Dirangkum dari berbagai sumber, satai kere memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Konon, satai kere pertama kali muncul di daerah Solo pada masa kejayaan Kerajaan Mataram pada abad ke-18.

Pada saat itu, masyarakat kere atau miskin mencari cara untuk memenuhi kebutuhan protein dengan harga yang terjangkau. Mereka pun mencoba menggunakan potongan daging yang lebih murah seperti jeroan atau daging ayam bagian tertentu untuk membuat sate.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan satai kere tidak jauh berbeda dengan satai pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah penggunaan jenis daging yang lebih murah dan mudah didapatkan.

Misalnya, daging ayam bagian paha, daging sapi jeroan, atau bahkan tahu dan tempe dapat digunakan sebagai bahan pengganti daging. Potongan-potongan daging tersebut kemudian ditusuk dengan bambu atau tusuk gigi.

Potongan tersebut kemudian dibumbui dengan rempah khas Indonesia seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan kunyit. Satai kere kemudian dipanggang atau dibakar hingga matang.

Terjangkau

Satai kere tidak hanya ditemukan di Solo atau Jawa Tengah, tetapi telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki variasi satai kere yang unik sesuai dengan bahan dan budaya lokal.

Misalnya, di Jakarta ditemukan satai kere dengan bahan dasar daging babi, sedangkan di Palembang menggunakan ikan sebagai bahan utama. Keberagaman ini menjadikan satai kere sebagai salah satu makanan yang beragam dan menarik untuk dicoba di berbagai daerah.

Satai kere memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin menikmati kuliner dengan harga terjangkau. Menggunakan bahan-bahan yang lebih ekonomis.

Satai kere menjadi solusi untuk tetap bisa menikmati makanan yang lezat tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Selain itu, satai kere juga mencerminkan semangat kreativitas dan inovasi dalam menghadapi keterbatasan sumber daya.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya