Liputan6.com, Jakarta - Banjir melanda Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, hingga menyebabkan setidaknya 100 kepala keluarga (KK) mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Rabu (16/8/2023) menyebutkan, menurut laporan dari BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, warga telah dievakuasi dari tempat tinggalnya. Beberapa warga berada di beberapa pos pengungsian.
Advertisement
Namun pengungsian masih tersebar, tidak terpusat. Kebanyakan menyebar ke rumah kerabat maupun gedung serbaguna.
Pantauan BPBD menyebutkan air kembali naik pada Selasa (15/8) malam sehingga pemukiman warga terendam. Sedangkan di Nagari Air Hitam, air cenderung surut dan beberapa titik masih banjir.
Upaya darurat yang telah dilakukan yaitu evakuasi warga dan pendistribusian bantuan kepada warga terdampak. Bersama dengan Camat Silaut dan forum pimpinan di tingkat kecamatan, BPBD Kabupaten Pesisir Selatan memberikan bantuan makanan, selimut dan matras.
"Petugas BPBD masih terus melakukan pendataan warga yang mengungsi ke tempat aman," kata Abdul.
Tim kaji cepat BPBD mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk warga terdampak, antara lain makanan siap saji, air bersih dan dukungan pelayanan kesehatan.
Daftar Daerah Terdampak Banjir
Wilayah desa atau nagari terdampak banjir di Pesisir Selatan, antara lain:
- Nagari Sanbungo
- Air Hitam
- Sungai Seri
- Sungai Pulai
- Silaut
- Lubuk Bunta
- Pasir Binjai
- Sungai Sirah
- Durian Seribu
- Talang Binja.
- Wilayah terdampak banjir yang tinggi muka air sempat mencapai 175 cm ini berada sekitar 170 km dari kota utama, Painan.
Tercatat 713 KK atau 2.432 jiwa yang tersebar di desa ini terdampak banjir.
Peringatan dini cuaca hingga hari ini (16/8) dan besok, Provinsi Sumatera Barat, masih berpeluang hujan dengan intensitas lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang. Sedangkan pada periode waktu dua hari ini wilayah Pesisir Selatan berpeluang hujan dengan intensitas ringan.
“BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi basah, meskipun saat ini berada pada musim kemarau," katanya.
Salah satu langkah kesiapsiagaan, warga dapat menyiapkan tempat evakuasi berbasis komunitas dan menyiapkan ketersediaan logistik jika terjadi banjir yang mengharuskan masyarakat untuk mengungsi.
Advertisement