Misteri Kematian Satwa-Satwa Liar di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Gorontalo

Sejumlah satwa liar yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) di Provinsi Gorontalo, ditemukan mati.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 11 Sep 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 11:00 WIB
kematian satwa liar di taman nasional Gorontalo
Sejumlah satwa liar yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) di Provinsi Gorontalo, ditemukan mati. (Liputan6.com/ Dok Balai TNBNW)

 

Liputan6.com, Gorontalo - Sejumlah satwa liar yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) di Provinsi Gorontalo, ditemukan mati. Tim gabungan yang terdiri dari beberapa instansi masih terus menyelidiki penyebab kematian satwa-satwa liat tersebut.

Tim petugas dari Balai TNBNW, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bone Bolango, serta Otoritas Veteriner Provinsi Gorontalo telah diturunkan untuk melakukan pengecekan dan pengambilan sampel di lokasi penemuan bangkai babi hutan.

Kepala Balai TNBNW Anis Suratin, Senin (11/9/2023) mengatakan, informasi mengenai kematian satwa liar di kawasan taman nasional dan sekitarnya diterima sejak 29 Agustus 2023.

Menurut dia, sampai sekarang tercatat ada temuan sembilan bangkai babi hutan jenis Sus celebensis di sembilan lokasi di dalam dan luar kawasan TNBNW.

Bangkai babi hutan dilaporkan ditemukan di enam lokasi di luar kawasan taman nasional dan tiga lokasi di dalam kawasan taman nasional.

Lokasi penemuan bangkai babi hutan berada di wilayah Desa Bangio dan Dataran Hijau di Kecamatan Pinogu serta Desa Tulabolo di Kecamatan Suwawa Timur di wilayah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

 

Sampel Sudah Diambil

Anis menyampaikan, petugas sudah mengambil sampel dari dua bangkai babi hutan yang ditemukan di kawasan taman nasional dan sekitarnya untuk diperiksa di Balai Besar Veteriner Maros.

Anis juga mengungkapkan, rapat koordinasi pada 5 September 2023 mengenai pencegahan dan penanganan African Swine Fever (ASF) antara lain menyimpulkan, penyakit menular pada babi tersebut tidak sampai menimbulkan kematian massal hewan serta tidak menyebabkan kematian satwa liar di kawasan konservasi.

Meskipun demikian, pemeriksaan laboratorium tetap dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadi penularan virus pada satwa liar di kawasan konservasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya