Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Bahasa Isyarat Internasional diperingati setiap 23 September. Peringatan ini merupakan bentuk pelestarian bahasa isyarat bagi kelompok tunarungu.
Selain itu, peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional sekaligus menjadi bagian dari Pekan Tuli Internasional atau International Week of the Deaf. Tahun ini, kegiatan tersebut digelar pada 18-24 September 2023.
Untuk lebih mengenal tentang bahasa isyarat, di Indonesia terdapat dua jenis bahasa isyarat yang digunakan sebagai media komunikasi. Kedua jenis tersebut adalah Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (Sibi).
Advertisement
Mengutip dari berbagai sumber, Sibi merupakan bahasa isyarat yang diadopsi dari American Sign Language (ASL). Bahasa isyarat ini digunakan sebagai bahasa pengantar resmi di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Baca Juga
Sibi menjadi bahasa isyarat yang direkomendasikan pemerintah. Struktur kalimat pada Sibi pun sama dengan tata bahasa lisan Indonesia, termasuk penggunaan awalan dan akhiran.
Namun, beberapa orang berpendapat bahwa Sibi lebih sulit karena mengandung kosakata baku dan rumit. Selain itu, Sibi umumnya hanya menggunakan satu tangan.
Sementara itu, Bisindo umumnya menggunakan dua tangan. Bahasa isyarat ini dianggap sebagai bahasa yang bisa mewakili para teman tuli dan tunawicara di Indonesia.
Bisindo telah digunakan oleh mereka sejak masih kecil. Alasan ini menjadi penyebab Bisindo seolah menjadi bahasa alami yang mudah dicerna.
Terlepas dari berbagai perbedaan yang ada, baik Sibi atau Bisindo tetap menjadi bahasa isyarat yang berguna sebagai media komunikasi. Namun, bagi yang ingin memulai belajar bahasa isyarat, Bisindo bisa menjadi pilihan tepat.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak