Persis Banten Tolak Al-Qur'an Modifikasi Ajaran Khonghucu Buatan China

Persatuan Islam (Persis) Banten berharap pemerintah China membatalkan niatnya membuat Al-Qur'an yang menggabungkan ajaran Khonghucu.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 25 Sep 2023, 16:29 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2023, 16:29 WIB
Alquran
Ilustrasi/copyright shutterstock.com

 

Liputan6.com, Banten - Terkait munculnya isu Al-Qur'an buatan pemerintah China, Persatuan Islam (Persis) Banten menolak keberadaan Al-Qur'an tersebut, karena dianggap melukai perasaan umat Islam di berbagai belajan dunia.

"Kami berharap Pemerintah China membatalkan niatnya membuat Al-Qur'an yang digabungkan nilai-nilai ajaran Khonghucu," kata Ketua Pengurus Wilayah (PW) Persis Provinsi Banten, Ustaz Cedin Rosyad Nurdin, dikutip dari Antara, Senin (25/9/2023).

Dia berharap, pemerintah Xi Jinping tidak memodifikasi Al-Qur'an dengan nilai budaya dan ajaran Khonghucu. Pembuatan kitab suci umat Islam itu dipastikan mengundang keresahan dan menimbulkan banyak penolakan dari negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim.

Sebab, kata dia, kitab suci Al-Qur'an itu jelas-jelas diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi melalui wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Pembuatan Al-Qur'an versi China itu, kata dia, merupakan bentuk kebencian di mata China bahwa Islam dipandang sebagai ancaman.

Pemerintah China sebaiknya menghormati dan menghargai umat Muslim sehingga tidak perlu membuat kontroversi dengan membuat Al-Qur'an versi sendiri.

"Kita berharap Xi Jinping membatalkan membuat Al-Qur'an dengan diakulturasikan dengan budaya China dan ajaran Khonghucu itu," katanya menjelaskan.

 

Belum Tahu Detail

Wakil Ketua MUI Kabupaten Lebak KH Ahmad Hudori mengatakan, pembuatan Al-Qur'an versi Pemerintah China merusak jika dipadukan dengan akulturasi budaya setempat maupun ajaran Khonghucu.

Namun, pihaknya secara detail belum mengetahui bagaimana pembuatan sumber hukum kitab suci Al-Qur'an itu.

"Saya memastikan umat muslim akan mengecam jika Al-Qur'an itu digabungkan nilai Islam dan Konghucu," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya