Waspada Hadis Palsu soal Keutamaan Merayakan Maulid Nabi Muhammad

Maulid Nabi Muhammad menjadi salah satu hari besar yang diperingati umat Islam di Indonesia.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 27 Sep 2023, 09:54 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2023, 09:54 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi.
Ilustrasi Maulid Nabi. (Photo by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Maulid Nabi Muhammad menjadi salah satu hari besar yang diperingati umat Islam di Indonesia. Bahkan tanggal peringatannya menjadi hari libur nasional untuk menghormati umat Islam. Namun demikian, banyak pendapat yang muncul dari kalangan ulama dan cendikiawan tentang hadis palsu seputar keutamaan-keutamaan merayakan Maulid Nabi Muhammad.

Salah satu pendapat datang dari Atiyatul Ulya, cendikiawan Muhammadiyah itu mengatakan, ada kitab yang memuat hadis dan menjadi rujukan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad. 

Seperti dikutip dari laman Muhammadiya.or.id, Rabu (27/9/2023), Atiyatul mengatakan, dalam kitab Madarij al-Suud ila Iktisai al-Burud karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani (w. 1314 H/ 1897) memuat hadis tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi Saw.

Kitab tersebut merupakan syarah atas teks Aqd al-Jauhar fi Maulid al-Nabi al-Azhar atau Kitab Barzanji karya Syaikh Jafar al-Barzanji (w. 1117 H/ 1705 M).

Di Indonesia, terutama di lingkungan pesantren-pesantren tradisional, baik kitab karya Imam Nawawi al-Bantani maupun Imam al-Barzanji ini begitu populer, terutama tiap kali menjelang perayaan Maulid Nabi tanggal 12 Rabiul Awwal.

"Syaikh Nawawi al Bantani ini adalah ulama asal Indonesia tetapi menetapnya di Arab. Banyak karya-karya beliau yang dijadikan sebagai rujukan, terutama di negara kita, bahkan dikaji di pesantren-pesantren," tutur Atiyatul Ulya dalam sebuah pengajian.

Dalam kitab Madarij al-Suud, Imam Nawawi al-Bantani menulis hadis tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi, yang berbunyi, "Nabi Saw bersabda: 'Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafaat kepadanya kelak pada Hari Kiamat. Dan barang siapa mendermakan satu dirham di dalam menghormati kelahiranku, maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di jalan Allah'."

Dosen Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini mengungkapkan bahwa redaksi hadis tersbeut tidak termuat dalam kitab-kitab induk hadis.

 

Masuk Indikator Hadis Palsu

Atiyah menegaskan, hadis tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi tersebut tidak ditemukan dalam kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah. Bahkan tidak terdapat pula dalam Musnad Ahmad, Al Muwaththa’ Imam Malik dan Sunan Ad Darimi.

"Kalau kita lacak dengan menggunakan takhrij hadis, riwayat ini tidak ditemukan satu pun dalam kitab induk hadis apapun. Karena tidak ditemukan, maka dalam kajian ilmu hadis biasanya ini masuk dalam kategori indikator hadis palsu," ujar Atiyah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya