Wujudkan Mimpi Jadi Sentra Batik Indonesia, Pemkab Purwakarta Bangun Rumah Batik

Kabupaten Purwakarta, ternyata punya motif batik khas. Sampai saat ini tercatat sudah ada 200 desain batik yang diciptakan

oleh Asep Mulyana diperbarui 03 Okt 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 06:00 WIB
Purwakarta Punya Banyak Motif Batik Khas, Di Antaranya Menggambarkan Air Mancur Sri Baduga
Kain batik khas Kabupaten Purwakarta. Foto (istimewa)

Liputan6.com, Purwakarta - Tanggal 2 Oktober, diperingati sebagai Hari Batik Nasional setiap tahunnya. Membahas mengenai batik, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, juga punya produk batik khas. Uniknya, motif batik kabupaten ini lebih menggambarkan tentang kultur kewilayahan.

Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, Ahmad Nizar menuturkan, sampai saat ini sudah ada sekitar 200 motif batik yang telah dikembangkan.

"Terciptanya motif batik Purwakarta, itu tidak sembarangan begitu saja. Untuk desain batik ini, kami melibatkan tim ahli dari akademisi. Setelah jadi, kemudian dirilis sebagai batik khas wilayah kami," ujar Ahmad.

Adapun motif batik khas Purwakarta sendiri, Nizar menjelaskan, desainnya lebih menggambarkan ikon-ikon wilayah tersebut. Dengan kata lain, motif batik yang dibuat ini memiliki ide dasar dan filosofi tentang Purwakarta. Di antaranya, menggambarkan air mancur Situ Buleud, Buah Manggis, Waduk Jatiluhur, Gunung Parang, serta Tajug Gede Cilodong.

Dalam hal ini, lanjut dia, pemerintah punya mimpi untuk menjadikan Kabupaten Purwakarta sebagai salah satu sentra batik Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Namun, ada salah satu yang perlu dilakukan untuk mewujudkannya. Yakni, dibutuhkannya rumah produksi batik dengan konsep hulu ke hilir.

"Keberadaan rumah batik, diharapkan menjadi jembatannya," seloroh dia.

Sebenarnya, kata dia, Pemkab Purwakarta sudah merancang pembangunan rumah batik tersebut. Adapun untuk lokasinya, itu di sekitar Kecamatan Plered dengan luasnya mencapai 5.000 meter. Pembangunan rumah batik sendiri, sebenarnya sudah berjalan sejak 2019 lalu. Saat itu, progres pembangunannya sudah mencapai 40 persen.

"Tapi dua tahun terakhir pembangunannya terhenti, karena anggarannya saat itu lebih difokuskan dulu untuk penanganan pandemi Covid-19," tegas dia.

Nizar berpendapat, pembangunan rumah batik tersebut memang harus dilanjutkan. Itupun, menurut dia, kalau pemerintah daerah memang ingin batik khas Purwakarta bisa lebih dikenal secara luas.

"Sampai saat ini Purwakarta belum memiliki sentra kerajinan batik, di sisi lain kita sudah memiliki motif sendiri. Jadi, kalau mau berkembang yang harus punya rumah produksi," imbud dia.

Menurut Nizar, keberadaan rumah batik ini juga diharapkan turut memajukan ekonomi. Apalagi, sejauh ini banyak warga yang berminat menjadi perajin batik. Dengan kata lain, keberadaan rumah batik ini bisa menjadi upaya untuk mendorong perekonomian masyarakat melalui pengembangan batik khas Purwakarta.

"Tapi, itupun kembali lagi ada tidaknya alokasi anggarannya. Harapan kami, dengan adanya rumah batik ini kedepannya batik khas Purwakarta bisa lebih dikenal secara luas. Sehingga, batik Purwakarta ini bisa menambah daftar panjang kekayaan kerajinan yang ada di Indonesia," kata dia.

Nizar menambahkan, selain terdapat pabrik batik (area produksi), di lokasi tersebut rencananya juga akan dibangun outlet dan area edukasi pembuatan batik bagi pelajar maupun masyarakat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya