Desa Polokarto Bangun Sirkuit Sepatu Roda, Intip Cuan di Sport Tourism

Pertama sebuah desa menginisiasi lintasan sirkuit olah raga sepatu roda dengan menggunakan anggaran desa. Dibangun di wilayah penyumbang stunting tertinggi di Kabupaten Sukoharjo, pihak desa berharap potensi sport tourism bisa tumbuh.

oleh Dewi Divianta diperbarui 16 Okt 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2023, 06:00 WIB
Pertama di Indonesia Sirkuit Sepatu Roda Dibangun dari Anggaran Desa
Pertama di Indonesia Sirkuit Sepatu Roda Dibangun dari Anggaran Desa (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sukoharjo - Untuk pertama kalinya anggaran desa digunakan untuk membangun lintasan sirkuit olah raga sepatu roda di Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).

Wilayah Polokarto yang notabene sebagai penyumbang angka stunting tertinggi di wilayah Solo Raya itu membuat satu gebrakan baru yang akan membuka peluang sport tourism Sukoharjo.

Kepala Desa Kemasan, Agiamarno saat ditemui Liputan6.com di lokasi pembangunan sirkuit sepatu roda satu-satunya di Solo Raya itu bercerita berawal mendapatkan masukan dari masyarakat untuk membangun lintasan sepatu roda di lahan parkir di Lapangan Kemasan yang tidak terpakai.

"Tahun 2021 lalu kita punya gagasan ide dari masyarakat yang paham tentang olah raga sepatu roda. Kita juga ingin menampilkan Polokarto punya kelebihan, apalagi spot sepatu roda di Jateng baru ada di Stadion Jatidiri Semarang. Anggaran dana desa tahun 2021 lalu," kata dia di Desa kemasan, Minggu (15/10/2023).

Agiamarno melanjutkan, pada anggaran pertama pihaknya harus mengeluarkan anggaran Rp100 juta hanya untuk mengeruk tanah keras yang berpotensi terbelah ketika musim kemarau datang. Setelah dikeruk kemudian diuruk dengan tanah padas, setelah rata baru dibangun sirkuit spot sepatu roda di atas tanah seluas 105 x 32 meter itu.

Mmenurut dia dari alokasi anggaran pertama itu masih belum bisa cukup untuk penyelesaian lintasan sepatu roda itu, sehingga mereka menganggarkan dana desa pada tahun berikutnya sebesar Rp250 juta.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Prediksi 1.000 Orang Hadir Tiap Even Sepatu Roda

Pertama di Indonesia Track Sepatu Roda Dibangun dari Anggaran Desa
Pertama di Indonesia Track Sepatu Roda Dibangun dari Anggaran Desa (Dewi Divianta/Liputan6.com)

"Dari total anggaran itu baru tercapai penyelesaian 70 persen. Itu belum pembuatan line, pagar pembatas, dan tribun untuk penonton. Karena nantinya olah raga ini pasti akan banyak dihadiri oleh penonton," ujar dia.

Menurutnya, setelah sirkuit spot sepatu roda itu selesai pihaknya tentu akan bekerja sama dengan BUMDES untuk pengelolaan keuangannya, mulai dari penyewaan serta penataan UMKM, penyediaan rumah sewa di sekitar lokasi spot sepatu roda tersebut.

Pihaknya melihat potensi lain dari pembangunan sirkuit itu nantinya akan dirasakan oleh msyarakat sekitar khususnya Desa Kemasan yang bisa memanfaatkan peluang UMKM sebagai sumber pendapatan.

"Nanti warga bisa menjual alat-alat sepatu roda, makanan, minuman, dan bisa menyewakan rumah-rumah mereka untuk tempat tinggal para atlet sepatu roda yang datang ke Desa Kemasan," tuturnya.

Sementara itu, sirkuit atau spot sepatu roda di Solo raya memang belum ada yang dibangun dari anggaran desa. Dengan adanya pembangunan tersebut, atlet-atlet atau anak-anak yang memiliki minat dalam olah raga itu bisa dengan mudah mendapatkan akses latihan.

Selain menjadi satu-satunya sirkuit di Solo raya, hal itu bisa menumbuhkan minat mengikuti cabang olah raga sepatu roda untuk anak-anak di wilayah stunting tertinggi tersebut.

"Membuka peluang anak-anak di sini tertarik dengan cabang olah raga sepatu roda. Kalau sudah ada sirkuitnya tinggal menunggu bibit-bibit mudanya dari Polokarto, yang terpenting kita fokuskan penyelesaian sirkuit ini dulu," kata dia.

Dirinya berharap, sirkuit sepatu roda itu akan sering digunakan untuk even-even sepatu roda untuk skala lokal, nasional atau bahkan internasional. Pihaknya, masih terus melakukan upaya penyelesaiaan akhir pembangunan tersebut hingga akhir tahun 2025. Meski begitu sirkuit tersebut nantinya sudah bisa digunakan untuk menggelar even lokal atau nasional, dengan cacatatan pembangunan belum selesai sempurna.

"Ini sudah bisa dipakai untuk even, tapi ya kalau penyelesaian secara total target kami tahun 2025. Karena masih harus mensinkronkan lingkungan di sekitar sirkuit," ungkap dia.

Dirinya membeberkan, apabila digelar even sepatu roda di sirkuit Desa Kemasan itu kurang lebih bisa mendatangkan ribuan pengunjung hadir di wilayahnya. Hal itu juga yang akhirnya mendorong pihaknya memprioritaskan pembangunan sirkuit tersebut.

"Untuk perkembangan UMKM, sirkuit ini bisa menghadirkan 1000 orang hadir dalam satu kali even saja. Jadi kalau evennya digelar berhari-hari income melalui sport tourism tentu akan besar juga untuk pemerintah desa," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya