Belasan Peternak Muda Indonesia Tuntut Ilmu hingga Belanda, Belajar Apa Saja?

Kegiatan ini penting dilakukan mengingat sebaran tertinggi usia peternak sapi perah adalah 50-55 tahun.

oleh Novia Harlina diperbarui 21 Okt 2023, 10:49 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2023, 21:39 WIB
Peternakan sapi di Belanda. (Liputan6.com/ ist)
Peternakan sapi di Belanda. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mengirim 12 peternak muda yang memenangkan program Young Progressive Farmer Academy (YPFA) untuk mengikuti pelatihan di Belanda. Ke-12 pemenang ini diseleksi dari 36 finalis yang terpilih business plan-nya dari 101 proposal yang dikirimkan peserta.

Ada 30 peternak pria dan 6 peternak wanita yang masuk ke babak final, berasal dari 14 kabupaten di 3 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kegiatan ini penting dilakukan mengingat sebaran tertinggi usia peternak sapi perah adalah 50-55 tahun. Kondisi ini tentunya akan mengancam masa depan peternakan sapi perah dan industri susu nasional.

Isu regenerasi peternak sekaligus meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan serta pengembangan bisnis mereka dari skala kecil ke menengah memerlukan upaya bersama sebagai bentuk dukungan kepada para peternak sapi perah Indonesia.

"Kunjungan ke peternakan di Belanda adalah salah satu pendorong semangat yang kami berikan kepada para peternak muda pemenang dalam YPFA 2023," kata Dairy Development and Project FDOV Manager PT Frisian Flag Indonesia, Akhmad Salwadi.

Menurutnya ilmu dan mempelajari praktik peternakan berkelanjutan terbaik di dunia yang telah dijalankan oleh para peternak di Belanda. Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi penyemangat pemenang untuk meningkatkan pengelolaan peternakan sapi.

Selama hampir dua pekan, keduabelas peternak muda dibagi dalam tiga kelompok dan tinggal bersama keluarga di tiga peternakan Belanda yang berbeda.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Peternakan, Tri Melasari menyampaikan peternakan di Belanda sudah sangat maju dan secara optimal memanfaatkan teknologi. Peternak-peternak muda pemenang YPFA dapat mengambil hal-hal positif yang dipelajari di Belanda, menerapkan teknologi yang dapat diterapkan di peternakannya sendiri dan berbagi dengan para peternak lainnya.

"Peternak sapi perah adalah profesi penting yang dapat membantu meningkatkan produksi susu dalam negeri untuk kemudian menghasilkan produk-produk yang bergizi bagi masyarakat," jelasnya.

 

 

Belajar Manajemen Peternakan

Salah seorang pemenang, Kristianti (23) Ibu muda sekaligus anggota KPSBU Lembang, Jawa Barat ini sudah beternak sapi perah lebih dari 5 tahun. Sehari-hari ia berbagi peran dengan suaminya dalam mengurus 13 ekor sapi ternaknya.

"Kalau saya dan suami berdua mengurus 9 ekor sapi laktasi dan 4 ekor anakan, Jos ternyata mampu bekerja dengan istri dan anaknya untuk mengelola lebih dari 200 ekor sapi perah dan lahan peternakan," jelasnya.

Lain cerita dari Mirza Azmi (29), peternak yang bergabung di koperasi Rukun Santoso di Jawa Timur ini sudah beternak sapi perah kurang dari lima tahun dan memiliki total 18 ekor sapi perah, terdiri dari 12 ekor sapi laktasi dan 6 ekor anakan. Peternakannya berjalan di lahan sewaan seluas 10.000m2 dengan luas lahan kandang 1.600m2.

"Keterlibatan saya di dunia peternakan sapi perah karena saya percaya industri ini punya potensi yang sangat besar, tapi anak muda jarang meliriknya," ujarnya.

Bagi dirinya kesempatan ini juga mempelajari mengenai peternakan mengingat kebutuhan susu sapi segar di dalam negeri masih sangat tinggi. Apa yang didapatnya di Belanda sangat bermanfaat untuk membangun peternakan yang berkelanjutan.

"Kami mendapat ilmu pengetahuan baru mulai dari kebiasaan baik kecil hingga inovasi sederhana untuk dapat diterapkan sehingga semakin semakin percaya diri menggunakan teknologi untuk mendukung operasional peternakan," kata lulusan ITB ini.

Ia juga sudah melengkapi fasilitas peternakannya dengan chopper untuk penyediaan pakan dan pakan hijauan sudah menggunakan silase. Kotoran ternak kemudian ia olah menjadi kompos agar lebih ramah lingkungan.

Sebagai perusahaan induk FFI, FrieslandCampina adalah salah satu perusahaan susu terbesar di dunia yang juga merupakan koperasi yang dimiliki oleh belasan ribu peternak di Belanda, Belgia, dan Jerman dengan keahlian peternakan dan pengolahan susu sapi lebih dari 150 tahun.

Misi FrieslandCampina tidak hanya berfokus pada penyediaan nutrisi terbaik bagi konsumen melalui produk-produk berbasis susu bergizi seperti susu, keju, dan nutrisi anak, tetapi juga untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi peternak sapi perah lokal melalui kemitraan dan program edukasi yang berkelanjutan.

"Tentu sejalan dengan perusahaan induk, FFI dengan merek FRISIAN FLAG® yang telah hadir lebih dari 100 tahun dan hingga kini tetap menjadi merek favorit konsumen memiliki visi Nourishing Indonesia to Progress," tutup Corporate Communications Manager Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya