Stasiun Rangkasbitung, Saksi Sejarah Perkembangan Kereta Api di Banten

Stasiun Rangkasbitung menjadi salah satu stasiun yang memiliki sejarah dan menjadi stasiun penghubung di Banten.

oleh Putri Anastasia Bangalino Suryana diperbarui 26 Okt 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 12:00 WIB
Suasana Stasiun Rangkasbitung
Suasana Stasiun Rangkasbitung Pada Tahun 1990 (KAI)

Liputan6.com, Jakarta - Sejarah kereta api di Indonesia memiliki akar yang kuat dalam perjuangan dan pembangunan infrastruktur transportasi. Salah satu bukti nyata dari warisan kereta api ini adalah Stasiun Rangkasbitung, yang berdiri dengan gagah sejak zaman penjajahan Belanda. Dilansir dari laman Kereta Api Indonesia (KAI), Stasiun ini memiliki sejarah yang panjang dan penuh makna dalam menghubungkan berbagai daerah di wilayah barat Jakarta, khususnya Banten.

Pada 1899, perusahaan kereta api negara Belanda, Staatsporwegen (SS), memulai eksploitasi jaringan kereta api di Jakarta bagian barat dengan membangun lintas Jakarta-Duri. Proyek ini adalah tonggak bersejarah dalam perkembangan transportasi kereta api di wilayah tersebut.

SS kemudian melanjutkan pembangunan hingga mencapai Anyer Kidul. Sebagai bagian dari pembangunan ini, Stasiun Rangkasbitung diresmikan pada 1 Oktober 1899, bersamaan dengan pembukaan lintas Duri-Rangkasbitung.

Selama beberapa dekade berikutnya, Stasiun Rangkasbitung terus beroperasi, menghubungkan Rangkasbitung dengan Jakarta dan daerah sekitarnya. Namun, pada tahun 1976, wilayah Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) mengalami perubahan signifikan dalam hal kebutuhan transportasi umum.

Pemerintah, bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, memutuskan untuk meningkatkan fungsi kereta api di Jabotabek. Lintas Serpong dari Tanah Abang-Sudimara-Serpong, sepanjang 23,3 km, menjadi bagian dari proyek tersebut, dan hal ini juga melibatkan Halte Kebayoran.

Sejarah Stasiun Rangkasbitung adalah sejarah yang kaya akan perkembangan kereta api dan transportasi di Banten. Dari awal pembangunannya hingga transformasi transportasi kereta api di wilayah Jabotabek, Stasiun Rangkasbitung telah berperan penting dalam menghubungkan masyarakat dan daerah. Sebagai salah satu peninggalan bersejarah, stasiun ini masih berdiri dengan gagah dan mengingatkan kita pada betapa pentingnya transportasi kereta api dalam membentuk wilayah dan perkembangan ekonomi di Indonesia.

Penghubung Kawasan Wisata Banten

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Banten telah berkembang pesat. Dengan adanya Stasiun Rangkasbitung yang lebih modern dan efisien, lebih banyak orang dapat mengakses dan berkontribusi pada perekonomian wilayah ini. Para penumpang dapat dengan mudah berpergian antara kota-kota besar di Banten, seperti Serang, Pandeglang, dan Lebak, serta Jakarta.

Peningkatan transportasi kereta api ini juga memberikan manfaat lingkungan, karena kereta api dianggap sebagai sarana transportasi yang lebih ramah lingkungan daripada kendaraan pribadi. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara di wilayah metropolitan.

Stasiun Rangkasbitung juga menjadi titik persinggahan bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam dan budaya Banten. Dari sini, mereka dapat dengan mudah mengakses berbagai tempat wisata seperti Pantai Anyer, Pantai Carita, dan Taman Wisata Curug Cikaso, yang semuanya berada dalam jarak tempuh yang relatif singkat.

Dengan perbaikan terus-menerus pada Stasiun Rangkasbitung dan infrastruktur transportasi lainnya, Banten terus berkembang dan menjadi destinasi penting di Pulau Jawa. Diharapkan bahwa investasi dalam transportasi ini akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah tersebut.  

 

Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh
Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya