Liputan6.com, Purwakarta - Jasa Tirta II, akhirnya harus melakukan langkah terakhir untuk mengisi air di Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) yang kian menyusut karena terdampak kemarau. Upaya terakhirnya, yakni dengan melaksanakan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Sekretaris Perusahaan Jasa Tirta II, Udien Yulianto menjelaskan, saat ini kondisi air di waduk Jatiluhur mengering karena terus mengalami penyusutan. Atas dasar itu, jajarannya di awal November ini mulai melakukan TMC guna mendukung fungsi dari tiga waduk ini untuk ketahanan air, pangan, dan energi dalam skala nasional.
"Modifikasi Cuaca ini, dilakukan selama satu bulan di wilayah hulu Sungai Citarum," ujar Udien usai menghadiri Kick-Off pelaksanaan TMC di Lapangan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, belum lama ini.
Advertisement
Baca Juga
Udien menuturkan, setiap musim kemarau beban Waduk Kaskade, terutama Jatiluhur memang cukup berat. Apalagi, Waduk Jatiluhur selama ini menjadi satu-satunya sumber air besar untuk kebutuhan irigasi dan air baku ke wilayah hilir. Yakni, Jakarta, Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu.
Udien kembali menjelaskan, saat ini Tinggi Muka Air di Waduk Jatiluhur sudah di bawah angka 100 mdpl dari normalnya 107 Mdpl. Lebih tepatnya, di angka 89,77 mdpl. Meski begitu, dia menegaskan, kondisi air ini statusnya masih normal.
Selain itu, elevasi air saat ini juga masih terbilang cukup aman. Dia pun meminta, masyarakat yang ada di wilayah hilir tak perlu khawatir. Sebab, sampai hari ini air tetap masih mengalir ke wilayah hilir. Termasuk, untuk kebutuhan irigasi dan air baku ke Jakarta.
Terkait upaya TMC, sambung dia, perusahannya telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 13,4 miliar. Menurutnya, upaya tersebut penting dilakukan supaya debit air di Waduk Jatiluhur khususnya bisa tersuplai dari air hujan. Sehingga, ketersediaan air bisa bertambah.
Dalam hal ini, pihaknya mengimbau masyarakat khusunya yang ada di wilayah hilir supaya lebih bijak lagi dalam memakai air saat musim kemarau ini. Mengingat, air yang ada saat ini perlu dihemat, diatur, digilir dan digiring supaya sampai daerah tujuan.