Liputan6.com, Denpasar - Hari Raya Saraswati yang baru-baru ini dirayakan oleh umat Hindu Bali memiliki makna suci bagi penduduk Bali. Hari Raya Saraswati diyakini sebagai hari suci turunnya pendidikan untuk umat manusia. Perayaan Hari Raya Saraswati dimulai pada hari ke-14 bulan Maga dalam kalender Hindu (16 Desember 2023).
Pada hari tersebut umat Hindu Bali akan menghormati Dewi Saraswati dengan melakukan pemujaan terhadap buku-buku, alat tulis, dan instrumen musik sebagai simbol pengetahuan dan kebijaksaan.
Baca Juga
Pada hari itu juga semua siswa sekolah di Bali tidak boleh belajar sebagai bentuk penghormatan untuk mengupacarai sumber pengetahuan.
Advertisement
Jro Paksi, Juru Bicara Pesemetonan Pererepan Sari Pedungan, Denpasar Selatan mengatakan Hari Raya Saraswati juga memiliki rangkaian perayaan seperti Banyu Pinaruh.
Â
Â
Banyu Pinaruh
Jro Paksi menceritakan Banyu Pinaruh bisa diartikan sarana mensucikan diri yang dilakukan di tempat sumber mata air. Perayaan ini dilakukan sehari setelah perayaan hari Raya Saraswati termasuk juga saat sehari setelah upacara Siwa Latri.
"Suasana Banyu Pinaruh tidak saja hanya saat sehari setelah perayaan Saraswati. Tetapi juga dilakukan sehari setelah saat hari Siwa Latri," katanya kepada Liputan6.com, Senin (18/12/2023).
Masyarakat yang usai melakukan upacara atau sembahyang Hari raya Saraswati biasanya akan mereka merayakan Banyu Pinaruh di sejumlah sumber mata air seperti pantai.
Tak heran ketika rangkaian Hari Saraswati selesai dilakukan suasana di pantai-pantai Bali akan penuh pengunjung masyarakat yang melakukan tradisi Banyu Pinaruh, salah satu pantai tujuan Banyu Pinaruh adalah Pantai Sanur.
Advertisement