Jayengan Kampung Permata, Surga Bagi Penggemar Perhiasan di Surakarta

JKP merupakan salah satu kampung unik di Kota Solo. Saat berkunjung ke sini, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan batu permata yang terpajang di ruko-ruko sepanjang kampung.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Jan 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2024, 05:00 WIB
Jayengan Kampung Permata
Jayengan Kampung Permata (Jurnal UNS)

Liputan6.com, Solo - Jayengan Kampung Permata (JKP) berada di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Lokasinya tak jauh dari Kampung Batik Kauman, yakni sekitar 1,5 kilometer.

JKP merupakan salah satu kampung unik di Kota Solo. Saat berkunjung ke sini, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan batu permata yang terpajang di ruko-ruko sepanjang kampung.

Mengutip dari surakarta.go.id, dahulu kampung ini menjadi tempat tinggal orang-orang yang berasal dari Suku Banjar, Martapura, Kalimantan Selatan. Masa itu terjadi pada awal abad ke-19.

Awalnya, mereka datang ke Kota Solo untuk menawarkan batu mulia, seperti intan dan berlian, kepada Sri Susuhunan Paku Buwono X dan para kerabat keraton. Saat itu, Sri Susuhunan Pakubuwono X memang masih mengemban takhta sebagai raja yang memerintah rakyat.

Seiring berjalannya waktu, dagangan mereka mulai diminati bangsawan dan saudagar lain. Dari sanalah, mereka ingin menjual berbagai perhiasan khas Kalimantan di Kota Solo. 

Antusiasme kerabat keraton dan warga sekitar terhadap perhiasan pun sampai ke Sri Susuhunan Pakubuwono X. Akhirnya raja memberikan lahan kosong untuk dijadikan tempat tinggal sekaligus tempat usaha bagi para pedagang dari Banjar.

Lahan kosong yang diberikan itu berada dekat dengan keraton untuk mempermudah koordinasi jika sewaktu-waktu keraton membutuhkan jasa mereka. Para pengrajin di sana konon memperoleh keterampilan mengasah batu mulia dari nenek moyang mereka.

Saat baru dimulai, proses produksinya masih dilakukan secara manual dan terbatas. Metode penjualannya pun dilakukan secara gethok tular atau dari mulut ke mulut dan belum tersedia galeri khusus.

Hingga akhirnya, kini telah dibangun gedung dua lantai yang bisa dimanfaatkan sebagai showroom. Perkembangan itu terjadi usai terbentuknya Forum JKP yang dikembangkan bersama akademisi UNS dan UMS.

Pada lantai pertama terdapat galeri yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan jual-beli permata karya pengrajin asal Jeyengan. Tersedia juga stand-stand makanan yang menghadirkan berbagai kuliner khas Kota Solo.

Pada lantai kedua terdapat ruangan produksi. Pengunjung diperbolehkan melihat dan mengamati proses pengolahan batu mulia hingga menjadi perhiasan siap pakai.

Hingga saat ini, Jayengan Solo telah menjadi kampung kreatif yang mampu menarik wisatawan. Diresmikan pada Oktober 2015, Jeyengan Kampung Permata menambah deretan ikon menarik Kota Solo yang wajib dikunjungi.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya