Liputan6.com, Pekanbaru - Debit air yang merendam Jalan Lintas Timur Riau-Jambi di Kabupaten Pelalawan, tepatnya di kilometer 83 berangsur surut. Banjir yang sebelumnya setinggi 150 sentimeter kini sudah di bawah 100 sentimeter.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pelalawan Ajun Komisaris Akira Ceria menjelaskan, arus di Jalan Lintas Timur pada Senin siang, 15 Januari 2024, perlahan membaik meskipun masih terjadi antrean kendaraan. Polisi melakukan sistem buka tutup jalan untuk mengurai kemacetan.
Advertisement
Baca Juga
"Kami buka dari Sorek, kemudian buka lagi dari Pangkalan Kerinci secara bergantian karena selain banjir ada ruas jalan rusak, tidak dilakukan buka 2 jalur untuk menghindari kemacetan panjang," kata Akira.
Akira mengatakan, pembukaan 2 jalur baru dilakukan jika debit banjir sudah 30 sentimeter atau tapak jalan mulai terlihat. Namun, untuk sekarang belum memungkinkan karena ketinggian air.
Akibat banjir ini, ada sekitar 15 kendaraan mogok dan rusak. Jumlah ini berkurang dari hari sebelumnya yaitu 30 kendaraan, di mana sebagiannya sudah dievakuasi.
"Evakuasi hari ini tidak menyeluruh, pakai ekskavator, tapi hanya ke sisi kanan dan kiri jalan saja, pertimbangannya masih banjir serta tidak menggangu kendaraan lain," kata Akira.
Selain mogok, ada juga truk yang menyebur ke kanal di pinggir jalan. Truk itu belum dievakuasi mengingat kondisi di sekitar jalan masih berair.
"Iya ada truk nyebur, kemungkinan sopirnya jalan malam, air tinggi sehingga tidak tahu arah," jelas Akira.
Â
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jalan Lintas Tengah
Polres Pelalawan masih menyarankan pengendara untuk lewat Jalan Lintas Tengah. Jalan ini menuju ke Kabupaten Kuantan Singingi yang terhubung ke Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.
"Cuma jarak tempuhnya memang jauh, tapi lewat Jalan Lintas Timur kondisinya begitu sekarang," kata Akira.
Kepolisian tidak menyarankan pengendara untuk mencari alternatif ke jalan perusahaan ataupun jalur desa. "Ya kemarin yang ada viral pungutan liar di jalan alternatif desa itu, kami tidak menyarankan," imbuh Akira.
Advertisement