Dugaan Kasus Pencabulan Anak TK di Pekanbaru, Polisi Periksa Ulang TKP

Dugaan pencabulan di salah satu taman kanak-kanak (TK) swasta di Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru, akhirnya bergulir ke penegak hukum.

oleh M Syukur diperbarui 15 Jan 2024, 15:16 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 15:16 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Dugaan pencabulan di salah satu taman kanak-kanak (TK) swasta di Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru, akhirnya bergulir ke penegak hukum. Kepolisian menyatakan akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Kami akan melakukan pemeriksaan ulang ke sekolah, lakukan olah TKP," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru Komisaris Berry Juana Putra, Senin siang, 15 Januari 2024.

Berry menjelaskan, dugaan pencabulan anak TK ini awalnya dilaporkan orangtua terduga korban di Polsek Tampan. Selanjutnya diambil alih oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru.

"Dugaan pencabulan terjadi pada November, kami ambil alih biar cepat selesai," kata Berry.

Berry menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi lain, mulai dari dinas pendidikan, Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak Pekanbaru dan Bappas Pekanbaru.

"Hal itu karena penanganan anak merujuk pasal 21 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak," ungkapnya.

Untuk hasil visum sendiri sudah keluar dari Rumah Sakit Bhayangkara. Visum akan dijadikan sebagai petunjuk dalam penyelidikan.

Sebelumnya, orangtua korban berinisial Df menyebut dugaan pencabulan terendus setelah melihat perubahan drastis tingkah laku anaknya. Sang anak berumur 5 tahun lebih sering memegang alat vitalnya.

Anaknya juga sering mengamuk dan melempar barang kepada kedua orangtuanya. Terduga korban juga sering tak terkontrol amarahnya dan terkadang mengigit tangan ayahnya.

Ā 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perubahan Drastis

Selain itu, sang anak sering mempraktikkan gerakan rukuk. Sang anak lalu meminta Df mendekat dari arah belakang dan menempel.

"Sini pa, sini pa, dekat, adek capek digituin, gak mau lagi berteman di sekolah," cerita Df.

Df bertanya apa yang terjadi kepada sang anak. Anaknya bercerita telah mendapatkan pelecehan dari teman bermainnya di sekolah.

"Bahkan istri saya sempat histeris mendengar terduga pelaku memakai jari ke anak saya, temannya itu juga anak laki-laki," jelas Df.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya