6 Fakta Serial Avatar: The Last Airbender Netflix 

Serial ini merupakan adaptasi animasi klasik Nickelodeon yang dirilis mulai 2005. Serial live action Avatar: The Last Airbender menceritakan perjalanan Aang, avatar muda.

oleh Tifani diperbarui 28 Sep 2024, 10:25 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 15:00 WIB
Poster Avatar: The Last Airbender
Poster Avatar: The Last Airbender, Sumber: Netflix.

Liputan6.com, Yogyakarta - Netflix merilis serial live action Avatar: The Last Airbender Kamis (22/02/2024). Ada delapan episode musim pertama serial tersebut, dengan rata-rata durasi 53 menit.

Serial ini merupakan adaptasi animasi klasik Nickelodeon yang dirilis mulai 2005. Serial live action Avatar: The Last Airbender menceritakan perjalanan Aang, avatar muda.

Ia berjuang menguasai empat elemen untuk menggagalkan ambisi gelap Negara Api, dengan bantuan Katara, Sokka, dan sejumlah sahabatnya. Serial yang digarap oleh sutradara Michael Dante DiMartino dan Bryan Konietzko ini disajikan dalam konsep menggabungkan anime dengan gaya kartun Amerika, yang mengangkat citra budaya China.

Di balik kompleksnya karakter serial ini, berikut fakta menarik serial live action Avatar: The Last Airbender Netflix.

1. Diangkat dari Berbagai Kisah Klasik Tionghoa

Produser sekaligus penulis Albert Kim mengaku serial live action Avatar: The Last Airbender diangkat dari cerita orisinalnya dengan tambahan berbagai aspek. Sebagai penulis naskah, ia terinspirasi dari berbagai cerita rakyat, budaya, dan legenda dari penduduk asli Asia.

Topik-topik yang serius seperti perang, penjajahan, trauma, hingga moral, membuat kisah serial ini memiliki nilai yang mendalam dan menggugah.

2. Karakter yang Kuat

Karakter dalam serial live action Avatar: The Last Airbender memiliki kepribadian yang kuat. Terlebih, terdapat pengembangan karakter sehingga penonton dapat sungguh-sungguh merasa melewati kisah ini bersama mereka. Misalnya, Sokka terlihat jenaka namun juga memiliki sisi rapuh yang berhubungan dengan masa lalunya. Sementara Aang, sang bocah 12 tahun yang kerap dianggap sebagai sosok yang akan menyelamatkan dunia.

Namun, sebenarnya merasa tanggung jawab itu terasa amat berat baginya yang hanya ingin menjadi anak-anak biasa.

3. Gordon Cormier Baru Nonton Animasinya

Ternyata Gordon sebagai pemeran Aang belum pernah menonton versi animasinya sama sekali. Aktor berusia 14 tahun itu baru menontonnya setelah ia terpilih memerankan karakter Aang.

Menariknya, meski ia menyukai karakter Aang. Ia juga mau menjadi penjual kubis yang konyol dan ikonik di serial animasi Avatar: The Last Airbender.

4. Boots Camp untuk Belajar Gerakan Pengendalian Elemen

Ternyata para pemain serial live action Avatar: The Last Airbender harus mengikuti boot camp khusus. Para pemain belajar secara khusus soal gerakan bending alias pengendalian elemen.

Gerakan bending dibuat sedetail mungkin seperti koreografi untuk adegan perkelahian.

6. Gunakan Teknologi Tinggi

Serial Avatar: The Last Airbender semakin menarik untuk ditonton lantaran menghadirkan sejumlah adegan yang dipadukan dengan kecanggihan teknologi VFX. Hal ini membuatnya tampak semakin nyata. Keindahan dunia Avatar bertambah menawan terlihat, misalnya, saat Aang bersama Katara dan Sokka menaiki Appa dan terbang melintasi pegunungan serta awan.

Adegan-adegan laga semakin seru dengan efeknya yang memukau. Selain itu, setiap elemen pun digarap dengan sangat mendetail, seperti yang disampaikan oleh aktor Daniel Dae Kim. Dia mengungkapkan tim stunt dalam serial ini bersikap sangat spesifik tentang jenis martial arts dari masing-masing negara maupun tentang elemen-elemen tertentu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya