Status KLB, Stok Vaksin Rabies di Sikka NTT Menipis

Stok vaksin hewan penular rabies (HPR) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menipis

oleh Ola Keda diperbarui 25 Mar 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2024, 07:00 WIB
Vaksinasi Rabies untuk Hewan Peliharaan
Warga memegang anjing peliharaannya saat disuntik vaksin rabies di kantor kelurahan Petukangan Selatan, Jakarta, Rabu (15/9/2021). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian memberikan vaksinasi rabies bagi hewan peliharaan milik warga untuk mengantisipasi penyakit rabies. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Sikka - Stok vaksin hewan penular rabies (HPR) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menipis.

Dinas Pertanian setempat melaporkan, hingga Jumat (22/3/2024) stok vaksin HPR tersisa 1.680 dosis.

"Data terakhir stok vaksin HPR yang ada di laboratorium ada 1.680 dosis," ujar Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan kepada Liputan6.com, Minggu (24/3/2024).

Dia mengatakan stok vaksin rabies berkurang karena sejumlah petugas kesehatan hewan sedang melakukan vaksinasi di sejumlah wilayah.

Saat ini vaksinasi HPR di Desa Nitakloang Kecamatan Nita dan Desa Gera Kecamatan Mego. Rencananya Senin (25/3/2024) vaksinasi HPR di Desa Nele Urung, Kecamatan Nele.

"Kita fokus vaksinasi di wilayah endemis rabies. Untuk wilayah Pulau Palue belum bisa dilakukan karena cuaca," kata dia.

Yohanes menyebutkan, tahun ini Pemkab Sikka telah melakukan pengadaan 11.700 dosis vaksin HPR.

Sambil menunggu vaksin tiba, pihaknya terus melakukan vaksinasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang bahaya penyakit rabies terus dilakukan.

"Imbauan dan instruksi dari bupati juga sudah ada. Kita tetap memberikan KIE kepada para pemilik HPR sampai dengan vaksin tiba," tandasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Status KLB

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul meningkatnya kasus gigitan anjing rabies sepanjang Januari-Maret 2024. Dari 510 gigitan, dua diantaranya meninggal dunia.

"Tercatat ada 510 gigitan, spesimen 19 yang diperiksa, 15 orang positif rabies, dan dua meninggal dunia dan sekarang sudah ditetapkan KLB," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, kepada Liputan6.com, Selasa 19 Maret 2024.

Herlemus mengatakan Dinkes terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya eliminasi hewan penular rabies (HPR) yang belum divaksin.

Ia mengatakan pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya eliminasi HPR, sehingga jumlah kasus rabies tidak bertambah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengungkapkan, hingga Maret 2024, jumlah anjing di wilayah itu yang sudah disuntik vaksin HPR mencapai 21.000 ekor.

Dia mengaku, ketersediaan stok vaksin HPR masih cukup. Saat ini, stok yang ada lebih kurang 47.000 dosis.

"Kita terus berikan imbauan agar hewan penular rabies dikandangkan atau diikat sehingga bisa membatasi pergerakan. Hanya saja kesadaran masyarakat masih kurang," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya