Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini tengah memasuki era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non-produktif. Namun, di balik potensi besar yang ditawarkan oleh bonus demografi, terdapat tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan pada tahun 2045, jumlah lansia di Indonesia akan mencapai 63,31 juta jiwa atau sekitar 20% dari total populasi (BPS, 2021). Menghadapi tantangan ini, sinergi antara ilmu keperawatan dan teknologi Internet of Health Things (IoHT) menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas hidup lansia di era bonus demografi.
Ilmu keperawatan memiliki peran sentral dalam meningkatkan kesejahteraan lansia. Perawat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik, meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual (Kemenkes RI, 2020). Dengan memahami kebutuhan spesifik lansia, perawat dapat merancang intervensi yang tepat sasaran untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, dan meningkatkan kemandirian lansia. Namun, dengan meningkatnya jumlah lansia, tantangan yang dihadapi oleh tenaga keperawatan juga semakin kompleks.
Di sinilah teknologi IoHT berperan dalam mengoptimalkan peran perawat dalam perawatan lansia. IoHT merupakan pengembangan dari konsep Internet of Things (IoT) yang berfokus pada sektor kesehatan. Dengan memanfaatkan sensor, perangkat pintar, dan konektivitas internet, IoHT memungkinkan pemantauan kesehatan lansia secara real-time dan jarak jauh (Rahmani et al., 2020). Perawat dapat memantau tanda-tanda vital, aktivitas fisik, dan parameter kesehatan lainnya melalui perangkat yang terhubung dengan IoHT, sehingga dapat memberikan intervensi yang cepat dan tepat jika terjadi perubahan kondisi kesehatan pada lansia (Majumder et al., 2021).
Advertisement
Baca Juga
Penerapan IoHT juga dapat mendukung program rehabilitasi dan terapi bagi lansia. Misalnya, penggunaan robot rehabilitasi yang terhubung dengan IoHT dapat membantu lansia dalam melakukan latihan fisik secara teratur dan terukur (Nugraha et al., 2023). Selain itu, aplikasi berbasis IoHT dapat memberikan pengingat minum obat, jadwal kontrol kesehatan, dan edukasi kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individual lansia (Wijaya et al., 2024).
Namun, penerapan IoHT dalam perawatan lansia juga harus memperhatikan aspek keamanan dan privasi data. Perawat perlu memastikan bahwa sistem IoHT yang digunakan telah memenuhi standar keamanan data yang tinggi untuk melindungi informasi kesehatan lansia (Sari et al., 2022). Selain itu, edukasi kepada lansia dan keluarga tentang penggunaan perangkat IoHT juga diperlukan untuk memastikan kepatuhan dan optimalisasi manfaat yang diperoleh (Nuraini et al., 2021).
Deteksi Risiko Jatuh
Perawat dapat memanfaatkan teknologi Internet of Health Things (IoHT) secara praktis untuk meningkatkan kualitas hidup lansia, salah satunya deteksi risiko jatuh: IoHT dapat digunakan untuk mendeteksi risiko jatuh pada lansia. Misalnya, sensor gerak atau kamera pintar yang terpasang di rumah lansia dapat mendeteksi pergerakan tidak biasa atau jatuh, dan segera mengirimkan notifikasi kepada perawat atau keluarga. Dengan demikian, perawat dapat memberikan pertolongan yang cepat dan mencegah cedera lebih lanjut (Sari et al., 2022).
Kolaborasi antara ilmu keperawatan dan teknologi IoHT merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas hidup lansia di era bonus demografi. Dengan mengoptimalkan peran perawat dan memanfaatkan kemajuan teknologi IoHT, kita dapat memberikan perawatan yang lebih efektif, efisien, dan personal bagi para lansia. Namun, penerapannya harus dilakukan secara bertanggung jawab dengan mempertimbangkan aspek keamanan, privasi, dan edukasi kepada pengguna. Melalui sinergi yang harmonis antara ilmu keperawatan dan IoHT, kita dapat mewujudkan masa tua yang sehat, aktif, dan bermartabat bagi para lansia di Indonesia.
Â
(Penulis: Dhika Dharmansyah, M.Kep (Mahasiswa Prodi S3 FK Unpad) Laili Rahayuwati., DrPh (Dosen Fakultas Keperawatan Unpad) Iqbal Pramukti., Ph.D (Dosen Fakultas Keperawatan Unpad) Dr. dr. Kuswandewi Mutyara ((Dosen Fakultas Kedokteran Unpad))