Madu Trigona, Cuan dari Lebah Tanpa Sengat

Budidaya lebah trigona merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

oleh Reza Efendi diperbarui 11 Jun 2024, 17:32 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 17:32 WIB
Budidaya Lebah Trigona di Lahan Pascatambang Semen Baturaja
Ilustrasi - proses panen madu trigona (Liputan6.com/HO)

Liputan6.com, Deli Serdang Budidaya lebah trigona merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Hal itu dikatakan Camat Namorambe, Febri Gurusinga, dalam sambutannya saat pelatihan budidaya lebah trigona di Pancur Gading Hotel dan Resort, Desa Simeme, Kecamatan Namorambe, untuk masyarakat Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

Dengan adanya pelatihan tersebut, Kecamatan Namorambe diharapkan menjadi sentra pengembangan sekaligus penghasil madu trigona di Deli Serdang.

"Sebagai orang Namorambe asli, saya ingin ada ikon Namorambe. Misalnya, ada masyarakat yang ingin mencari madu trigona, orang-orang akan bilang, di sana, di Namorambe ada budidayanya," kata Febri, Selasa (11/6/2024).

Disebutkan Febri, selain menambah penghasilan masyarakat dari penjualan madu, pengembangan lebah trigona juga berpotensi dikemas menjadi sarana pengembangan pariwisata barbasis alam.

"Namorambe sangat memungkinkan menjadi kawasan ekowisata. Pengunjung yang datang dapat menikmati madu trigona langsung dari sarangnya," Febri menyebutkan.

"Apalagi bisa minum madu pakai sedotan langsung di sarangnya. Ini pasti menarik, karena pengunjung juga akan mendapatkan pengetahuan bagaimana cara budidayanya," sambung Febri.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Buka Diri Kembangkan Usaha

Pelatihan Budidaya
Dengan tajuk "Pelatihan Budidaya Madu lebah Trigona Sekecamatan Namorambe", pelatihan berlangsung selama 4 hari, sejak 10 Juni sampai 13 Juni 2014, diikuti 114 peserta dari 36 desa

Febri juga berharap, masyarakat di Kecamatan Namorambe, Deli Serdang, membuka diri dalam pengembangan berbagai bidang usaha, tidak hanya terfokus pada hasil pertanian semata.

"Kita perlu perlu melakukan inovasi-inovasi. Tidak hanya bidang pertanian, tetapi juga bidang lain yang berpotensi menghasilkan cuan, mengingat persaingan yang semakin ketat dan kompetitif di masa mendatang," ucapnya.

"Artinya, Namorambe harus bisa menjadi pusat inovasi dan pencipta tren di Kabupaten Deli Serdang. Namorambe bisa menjadi trendsetter budidaya madu lebah trigona. Saya yakin itu," Febri melanjutkan.

Dengan tajuk "Pelatihan Budidaya Madu lebah Trigona Sekecamatan Namorambe", pelatihan berlangsung selama 4 hari, sejak 10 Juni sampai 13 Juni 2014, diikuti 114 peserta dari 36 desa.


Madu Trigona Memiliki Kandungan Nutrisi Tinggi

Trigona Area
Ilustrasi - "Trigona Area", yang merupakan lokasi budidaya madu klanceng atau madu trigona

Hadir sebagai pembicara, peternak lebah trigona, Aam Hasanudin, asal Kecamatan Siantar Sitalasari.

Diterangkan Aam, madu trigona merupakan jenis madu yang diproduksi lebah trigona, salah satu spesies lebah yang banyak ditemukan di wilayah tropis.

Madu trigona dikenal dengan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, termasuk enzim, vitamin dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Oleh karena itu, hal wajar jika madu trigona memiliki nilai ekonomis tingga, antara Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu perliternya.

Selain mudah dalam proses budidaya, madu trigona bukan tergolong lebah yang berbahaya bagi masyarakat sekitar, karena tidak menyengat seperti lebah hutan pada umumnya.

"Hanya saja, perlu memahaman dan pengetahuan agar bududaya bisa berhasil, terutama bagaimana cara merawat koloni dan melakukan pengembangbiakan agar koloni bertambah setiap saat," terang Aam.


Budidaya Mudah Dilakukan

FOTO: Budidaya Lebah Madu di Hutan Kota Srengseng
Ilustrasi - Sarang lebah madu jenis Trigona (Liputan6.com/Johan Tallo)

Aam yang belajar pengembangkan budidaya madu trigona secara otodidak juga menjelaskan, aktivitas budidaya lebah trigona tidak memerlukan waktu secara berlebihan, karena dapat dilakukan di sela-sela rutinitas utama sebagai petani.

"Asal ada lokasi sesuai, budidaya lebah ini dapat dilakukan di sela-sela waktu luang. Jadi, pekerjaan utama sebagai petani dapat berjalan beriringan,” bebernya.

Aam sendiri telah menggeluti budidaya lebah trigona sejak Sekolah Dasar (SD), dan kini mampu menghasilkan berbagai varian lebah trigona, baik dari cita-rasa, aroma maupun manfaatnya bagi kesehatan.

"Saya sudah kemas sendiri dan jual sendiri. Pelanggan tidak hanya dalam kota, luar kota, bahkan juga ada pelanggan dari luar negeri. Saya sendiri belum mempu memenuhi kebutuhan pasar," ungkapnya.

"Kalau warga Namorambe bisa mengembangkan lebah trigona, jualnya ke saya akan saya tampung, karena permintaan pasar masih terbuka luas," Aam menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya