Liputan6.com, Purwakarta - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta, terus mendorong pengembangan areal yang memproduksi bahan pangan di wilayah ini. Setelah sukses menjaga surplus beras setiap tahunnya, instansi ini melebarkan sayap dengan mengincar lahan tidur yang akan disulap menjadi areal persawahan padi gogo.
Kepala Dispangtan Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan, mengatakan, areal persawahan di wilayahnya terus digenjot untuk menghasilkan padi. Berbagai upaya dilakukan, supaya target nasional akan produktivitas pertanian bisa tercapai. Salah satunya dengan meningkatkan indeks pertanaman, dari 1 kali, bertambah menjadi dua kali. Kemudian dari dua kali menjadi tiga kali tanam dan panen.
"Areal sawah semi irigasi teknis indeks pertanamanya atau IP sudah meningkat dari dua kali tanam ke tiga kali. Begitupun dengan sawah tadah hujan, dari satu kali tanam ke dua kali tanam," ujar Midan, saat mengunjungi lokasi rumah pompanisasi di Desa Cisaat, Kecamatan Campaka, Rabu (3/7/2024).
Advertisement
Baca Juga
Untuk sawah tadah hujan, lanjut Midan, pemerintah memberi fokus perhatian lebih. Yakni, dengan menyiapkan bantuan-bantuan alsintan. Seperti, pompa air dalam program pompanisasi, benih padi, pupuk, dan lainnya.
Sehingga, para petani sawah tadah hujan yang tadinya hanya sekali tanam, menjadi tambah bersemangat untuk tanam dua kali. Tentu, kebutuhan airnya bisa terpenuhi dengan bantuan pompa.
Saat ini, lanjut Midan, pemerintah pusat dalam hal ini Kementeria Pertanian memberikan target kepada Purwakarta untuk mengelola padi gogo, atau padi yang ditanam di areal perkebunan atau tegalan.
"Kami akui, sampai awal Juli ini kami belum bisa tanam padi gogo. Kendalanya apa? Karena, padi gogo kesulitan mencari sumber air permukaan," ujar Midan.
Awalnya, pemerintah pusat menargetkan 97 hektare sawah padi gogo bisa ditanam di Purwakarta. Bagi Dispangtan Purwakarta, areal tersebut dinilai kecil. Pasalnya, instansi ini menjanjikan bisa menanam padi gogo di areal seluas 200 hektare.
Lahannya sudah ada, yakni milik Perhutani. Akan tetapi, permasalahannya adalah sumber mata air. Sebab, di areal padi gogo itu benar-benar tidak ada sumber air permukaan.
"Kami memang telah mendapatkan bantuan pompanisasi. Tahun ini ada 125 unit dan di brigade kita ada 42 unit. Ini sudah kita distribusikan langsung ke petani dan telah dimanfaatkan," ujar Midan.
Akan tetapi, pompa tersebut tidak akan optimal atau bermanfaat jika tidak ada sumber mata air yang akan disedotnya. Jadi, kondisi ini menjadi salah satu kendala, kenapa Purwakarta belum bisa tanam padi gogo sampai hari ini.
Karena itu, lanjut Midan, jika sudah memasuki musim penghujan yang diprediksi September mendatang, pihaknya akan fokus pada pengembangan budidaya padi gogo. Lahan yang disiapkan seluas 200 hektare.
Jadi Perhatian Kementan RI
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Mineral, Pamuji Lestari, mengatakan, pada hari ini timnya bersama dengan Tenaga Ahli Bidang Lingkungan Pertanian, Yusran Yusuf, menyambangi Kabupaten Purwakarta. Ada dua poin utama, tim Menteri Pertanian turun ke daerah ini.
"Pertama, kami mengecek soal bantuan pompanisasi. Ternyata, Purwakarta sudah bagus, antara data dengan kondisi riil di lapangan match," ujarnya.
Kedua, mengenai padi gogo. Ternyata, setelah di cek padi gogo di Purwakarta masih nihil alias belum ada laporan telah ditanam. Ternyata di Jabar, selain Purwakarta ada 5 daerah lainnya yang belum tanam padi gogo.
Jadi ada 6 daerah di Jabar yang padi gogonya masih nihil. Seperti, Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor dan lainnya.
Setelah di kroscek ke lapangan, ternyata masalah ini bukan kesalahan di dinasnya. Kendala utamanya adalah soal ketersediaan air dan cuaca. Karena belum turun hujan maka ketersediaan air buat padi gogo masih nihil.
"Kalau kinerja dinasnya sudah bagus, bantuan yang kita siapkan dipusat juga telah didistribusikan dengan baik. Produktivitas pertaniannya terjaga, sehingga bahan pangan yang dihasilkan tetap surplus," ujar Lestari.
Pihaknya akan melaporkan kondisi rill di Purwakarta ini kepada Menteri Pertanian. Bahkan, besok rencananya akan mengumpulkan dinas-dinas terutama yang padi gogonya masih nihil, untuk mitigasi kendala utamanya apa.
Secara terpisah, Kepala Desa Cisaat, Ahya, mengatakan, luas areal persawahan di desanya mencapai 131 hektare. Dari luasan ini, semuanya sawah tadah hujan.
"Dulu, petani kita hanya mampu tanam satu kali yakni setiap musim penghujan. Tetapi, tahun ini bisa dua kali karena petani kami mendapat bantuan pompa air dari Kementan," ujarnya.
Beruntung, areal persawahan di Desa Cisaat, dikelilingi sumber mata air permukaan. Seperti dari Sungai Cilamaya. Sehingga, saat musim kemarau air sungai bisa dimanfaatkan dengan cara disedot untuk mengaliri areal persawahan.
Advertisement