Gagal Tes Masuk TNI, Joni Si Bocah Viral Pemanjat Tiang Bendera Merah Putih Dipanggil ke Kodim

Usai gagal tes masuk TNI, Yohanes Ande Kalla atau Joni si bocah yang pernah viral memanjat tiang bendera Merah Putih dari Desa Silawan, Kabupaten Belu, dipanggil ke Kodim.

oleh Tim Regional diperbarui 06 Agu 2024, 12:11 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2024, 12:11 WIB
Ingat Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera saat 17 Agustus 2018? Ini Potret Terbarunya
Joni pemanjat tiang bendera (Sumber: Instagram/yohanes_ande_kala)

 

Liputan6.com, Kupang - Usai gagal tes masuk TNI, Yohanes Ande Kalla atau Joni si bocah yang pernah viral memanjat tiang bendera Merah Putih dari Desa Silawan, Kabupaten Belu, kembali dipanggil oleh Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi, untuk menghadap ke Makodim Belu, Selasa pagi (6/8/2024).

"Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa," kata Joni.

Saat dihubungi dirinya juga mengaku bahwa sudah dihubungi juga oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu Ajenrem.

Namun dia juga mengaku belum mengetahui lebih lanjut soal alasan dipanggilnya dirinya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang untuk bertemu Ajenrem.

"Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka," katanya.

Joni merupakan seorang remaja yang saat masih berada di bangku sekolah SD pada 2018 lalu sempat viral karena aksinya memajang tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.

Usai viralnya dirinya, ia kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Janji Diterima Masuk TNI

Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.

Namun setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, usai mendengar kelulusan SMA, dia dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang.

Alasannya karena tinggi badannya tidak ideal atau sesuai dengan syarat masuk TNI sehingga dirinya disuruh untuk kembali lagi tahun 2025 untuk mengikuti tes yang sama.

"Iya kecewa kemarin saat seleksi awal langsung dinyatakan gagal, karena tinggi badan tidak sesuai. Tinggi badan di Ajen saya ukur 155,8 meter sementara sesuai syarat 163 meter. Tetapi saya akan siapkan diri lagi untuk tahun depan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya