Dari Pelantikan DPRD Kota Semarang, Kembalikan Sebagai Kota Yang Manusiawi

Anggota DPRD Kota Semarang yang baru dilantik, menyoroti urgensi kita Semarang dikembalikan menjadi Kota yang manusiawi sehingga semua program orientasinya adalah memanusiakan manusia.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 14 Agu 2024, 17:25 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2024, 17:25 WIB
Joko
Anggota DPRD kota Semarang yang baru saja dilantik, Joko Widodo. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige

Liputan6.com, Semarang - Lima puluh anggota DPRD Kota Semarang sudah dilantik hari ini, Rabu (14/8/2024). Pelantikan anggota dewan itu ditandai dengan pengucapan sumpah dan janji dewan yang dipimpin oleh Ketua Pengadilan Negeri Kota Semarang Judi Prasetya yang diikuti oleh semua anggota.

Dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh perwakilan anggota dewan dan Ketua Pengadilan Negeri Kota Semarang dan penyematan pin serta penyerahan surat tugas untuk anggota DPRD Kota Semarang masa jabatan 2024-2029.

Pelantikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 170/104 tentang Peresmian Pemberhentian dan Peresmian Pengangkatan anggota DPRD Kota Semarang masa keanggotaan 2024-2029. Sekaligus, menandai berakhirnya masa jabatan anggota dewan periode 2019-2024.

Ditunjuk pula Ketua DPRD Kota Semarang sementara, yakni Kadarlusman agar fungsi DPRD bisa berjalan. 

"Dalam waktu dekat kami pimpinan sementara segera membentuk alat kelengkapan dewan untuk memulai dari tugas di DPRD," katanya.

Diharapkan, selama lima tahun ke depan para wakil rakyat yang telah dilantik bisa menjalankan fungsi dewan yakni pengawasan, anggaran, dan legislasi.

Sementara itu, Joko Widodo, anggota DPRD Kota Semarang dari PKS yang baru tahun ini menyebut komitmennya untuk mengawal kebijakan Pemkot Semarang agar sesuai dengan kebutuhan warga.

"Prinsipnya sederhana saja, mengembalikan kota Semarang menjadi kota yang manusiawi. Bukan berarti sekarang tidak manusiawi, namun ke depan akan semakin memanusiakan warganya," katanya.

Joko memberi ilustrasi, pembangunan infrastruktur yang sudah bagus. Namun jika orientasinya adalah proyek, meningkatkan daya serap anggaran saja, tidak akan memberi hasil yang bagus.

"Orientasi harus memberi layanan kepada warga. Ini bukan soal Pemkot saja, namun juga para pelaku usaha yang menjadi mitra Pemkot. Jangan sampai anggaran besar kualitas abal-abal," katanya.

Contoh yang lain adalah hubungan dan komunikasi antar warga. Joko melihat seringkali warga dimobilisasi hanya saat tertentu. Namun ketika ada persoalan, mereka ditinggal.

"Misalnya saja ketika perayaan HUT Kota, HUT Kemerdekaan, dan acara lain. Tapi ketika ada kampung lain kebanjiran, mereka seakan dibiarkan sendiri. Pemkot yang turun juga menjadi single fighter. Nah kegotongroyongan ini perlu dihidupkan lagi," katanya.

Dari 50 anggota DPRD Kota Semarang periode 2024-2029 itu, masih didominasi oleh wajah lama, yakni 31 orang, sedangkan 19 orang merupakan wajah baru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya