Fakta Unik Gudeg, Kuliner Populer Khas Yogyakarta

Rasa manis pada gudeg tidak terlalu menyengat karena diimbangi dengan rasa gurih dari santan dan asin dari lauk-pauknya

oleh Panji Prayitno diperbarui 20 Okt 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2024, 12:00 WIB
Fakta Unik Gudeg, Kuliner Populer Khas Yogyakarta
Ilustrasi Gudeg Jogja (sumber: iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Gudeg adalah salah satu kuliner Yogyakarta yang memiliki cita rasa yang unik dan khas. Makanan tradisional ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan, gula kelapa, dan berbagai bumbu rempah.

Cita rasa manis yang mendominasi gudeg menjadi ciri khasnya, berbeda dengan kebanyakan masakan Indonesia lainnya yang cenderung gurih atau pedas. Proses memasak gudeg memakan waktu lama, bahkan bisa mencapai 8-12 jam, sehingga bumbu meresap sempurna dan menghasilkan rasa yang kaya dan kompleks.

Keunikan rasa gudeg terletak pada perpaduan antara manis, gurih, dan sedikit rasa pedas dari sambal krecek yang biasanya disajikan sebagai pelengkap. Selain itu, penggunaan santan kental membuat tekstur kuah Gudeg Jogja menjadi lebih lembut dan creamy.

Rasa manis pada gudeg tidak terlalu menyengat karena diimbangi dengan rasa gurih dari santan dan asin dari lauk-pauknya seperti ayam kampung, telur, dan tahu atau tempe bacem.

Proses memasak yang lama tidak hanya bertujuan untuk memastikan bumbu meresap, tetapi juga membuat tekstur nangka menjadi lembut dan empuk. Selama proses memasak, gudeg dimasak dalam panci tanah liat dengan api kecil, sehingga bumbu meresap perlahan.

Hal ini yang menjadikan gudeg memiliki aroma yang khas dan rasa yang mendalam. Panci tanah liat juga memberikan cita rasa alami yang berbeda dibandingkan memasak dengan panci logam.

Salah satu elemen yang menambah keunikan gudeg adalah sambal krecek, yang terbuat dari kerupuk kulit sapi yang dimasak dengan cabai, santan, dan berbagai bumbu. Sambal krecek ini memberikan sensasi rasa pedas dan tekstur kenyal yang kontras dengan gudeg yang manis dan lembut.

Fakta Unik

Kombinasi ini menciptakan harmoni rasa yang sulit untuk dilupakan, membuat gudeg semakin lezat dan seimbang di lidah. Selain rasa, warna gudeg juga menjadi daya tarik tersendiri.

Warna cokelat kemerahan pada gudeg didapat dari penggunaan daun jati saat proses memasak. Daun jati membantu memberikan warna alami pada gudeg tanpa menggunakan pewarna buatan.

Hal ini membuat gudeg tidak hanya lezat tetapi juga menarik dari segi penampilan, dengan warna yang menggugah selera. Keunikan cita rasa gudeg juga dipengaruhi oleh variasi resep dan cara memasak dari setiap penjual atau rumah makan di Yogyakarta.

Meskipun bahan dasar yang digunakan sama, setiap penjual memiliki cara pengolahan dan takaran bumbu yang berbeda, sehingga cita rasa gudeg bisa sedikit bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Inilah yang membuat wisata kuliner gudeg di Yogyakarta tidak pernah membosankan karena selalu ada rasa baru untuk dicoba.

Keunikan gudeg Yogyakarta terletak pada perpaduan rasa yang harmonis antara manis, gurih, dan sedikit pedas, dengan aroma yang khas serta tekstur yang lembut.

Setiap elemen dalam sepiring gudeg, mulai dari nangka, ayam, telur, hingga sambal krecek, memberikan pengalaman rasa yang berbeda namun saling melengkapi. Hal ini menjadikan gudeg bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya kuliner yang kaya di Yogyakarta.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya