Warga Dua Desa di Flotim Langganan Banjir Lahar Dingin, Kapan Realisasi Normalisasi?

Data sementara yang diperoleh wartawan dari perangkat Desa Klatanlo, terdapat 30 rumah yang terdampak banjir lahar dingin. 30 rumah itu diakui masuk dalam kategori rawan banjir

oleh Ola Keda diperbarui 20 Okt 2024, 17:59 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2024, 17:00 WIB
Banjir lahar dingin di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Jumat, 18 Oktober 2024. (Istimewa)
Banjir lahar dingin di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Jumat, 18 Oktober 2024. (Istimewa)

Liputan6.com, Flotim - Banjir lahar dingin Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali melanda Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Jumat, 18 Oktober 2024 pagi.

Sejak gunung Lewotobi Laki-laki erupsi, warga dua desa yang menetap dalam radius sekira 4 kilometer dari pusat gunung Lewotobi ini memang menjadi langganan banjir setiap kali turun hujan.

Meski Pemerintah setempat melalui Dinas PUPR Flores Timur telah melakukan survei lokasi untuk normalisasi, namun realisasinya tak kunjung tiba.

Dua desa itu memang berada dalam lintasan banjir lahar dingin. Material berupa pasir, abu vulkanik, dan batu berukuran kepala tangan orang dewasa hingga lebih besar dari itu juga ikut terseret.

Data sementara yang diperoleh wartawan dari perangkat Desa Klatanlo, terdapat 30 rumah yang terdampak banjir lahar dingin. 30 rumah itu diakui masuk dalam kategori rawan banjir.

"Ada 30 rumah di RT 01, RT 02, dan RT 03. Dari jumlah itu, dua rumah diantaranya dimasuki lumpur," ujar Kepala Dusun B, Ryan Djano.

Ryan Djano mengatakan, warga berjibaku membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah. Lumpur beraroma belerang disebutnya setinggi mata kaki orang dewasa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Warga Menunggu Normalisasi

Nasib serupa juga dialami warga RT 04 dan RT 05 di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura. Desa di pinggir Jalan Trans Flores ini selalu dilanda banjir. Ruas jalan aspal dipenuhi batu dan pasir yang terseret dari titik longsor yang jaraknya sekira 600 meter.

Warga setempat, baik Klatanlo dan Dulipali terus menanti solusi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur yang berjanji akan melakukan normalisasi kali dengan anggaran Rp 3 miliar.

"Katanya sudah ada anggaran normalisasi, tidak salah itu Rp3 miliar. Tim teknis dari Dinas PUPR sudah turun survei, tapi sampai detik ini belum eksekusi. Padahal janji awal bilang sebelum musim hujan, sekarang kami yang sengsara," ungkap Rasdiana Hasulie, warga Dulipali.

Kepala Dinas PUPR Flores Timur, Saul Paulus Lagadoni Hekin, dikonfirmasi beberapa waktu lalu, menyebutkan normalisasi kali lintasan banjir masih dalam tahap perencanaan.

"Perencanaan itu kita schedule-kan kurang lebih selama 15 hari, artinya berakhir pada 15 Oktober. Sementara mekanisme pengadaan barang dan jasa atau pemilihan pekerjaan fisik konstruksi, itu bisa 3 minggu sampai 1 bulan," katanya.

Dengan demikian, ungkap Saul, pelaksanaan fisik akan terjadi pada minggu kedua bahkan ketiga dalam bulan November 2024 mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya