Mengenal Cengkih Afo yang Legendaris di Ternate

Pohon cengkih afo kedua memiliki tinggi 20 meter dan garis tengah 3,97 meter. Saat panen, pohon itu dapat memproduksi hingga 340 kilogram cengkih.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Nov 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2024, 17:00 WIB
Cengkih
Cengkih satu dari tiga komoditas yang mendominasi di Toja Una-Una, Sulawesi Tengah (dok.Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Ternate - Cengkih afo dapat ditemui di Lingkungan Tongole, Kelurahan Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah. Lokasi tepatnya berada di sekitar lereng Gunung Gamalama atau berada pada ketinggian 600 mdpl.

Terdapat destinasi wisata yang memungkinkan wisatawan untuk menyaksikan pohon cengkih tertua di dunia yang usianya telah berabad-abad. Kawasan tersebut dikelola oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam Komunitas Cengkih Afo and Gamalama Spices serta masuk ke dalam perlindungan Dinas Pertanian Maluku Utara.

Posisinya yang berada di ketinggian menawarkan pemandangan indahnya Pulau Tidore dan Pulau Maitara dari ketinggian. Pulau tersebut tercantum dalam uang kertas nominal Rp1.000.

Mengutip dari indonesia.go.id, masyarakat setempat meyakini bahwa daerah mereka menjadi cikal bakal berkembangnya cengkih ke seantero Maluku, termasuk afo. Dalam bahasa setempat, afo berarti tua.

Salah satu bukti keyakinan tersebut adalah keberadaan pohon cengkih afo yang telah berusia lebih dari 500 tahun. Pohon itu memiliki tinggi 36,6 meter dengan diameter 1,98 meter. Bahkan, diperlukan tiga orang untuk memeluk batang pohonnya.

Saat musim panen, pohon cengkih tersebut mampu menghasilkan hingga 600 kilogram buah cengkih. Selain pohon cengkih afo tersebut, ada juga pohon cengkih afo kedua yang usianya sekitar 350 tahun.

Pohon cengkih afo kedua memiliki tinggi 20 meter dan garis tengah 3,97 meter. Saat panen, pohon itu dapat memproduksi hingga 340 kilogram cengkih.

Sayangnya, kedua pohon tersebut telah mati termakan usia pada 2001 dan 2019. Saat ini yang tersisa hanya batang keringnya saja.

 

Satu Pohon Tersisa

Namun, ada satu pohon cengkih afo yang tersisa, yakni pohon cengkih afo ketiga. Batang pohon yang telah berusia 200 tahun ini memiliki lingkar tengah 3,90 meter. Ketika panen, pohon tersebut dapat menghasilkan 250 kilogram buah cengkih.

Pihak pengelola membangun jembatan atau koridor kayu sepanjang 300 meter. Jembatan tersebut memungkinkan masyarakat melintasi pokok pepohonan rindang, termasuk bambu. Melalui jembatan itu, masyarakat senantiasa dapat menyaksikan ketiga pohon cengkih tertua di dunia yang tumbuh di dalam kawasan ekowisata seluas 4 hektare tersebut.

Pengelola setempat, Jauhar Mahmud, mengatakan bahwa cengkih afo di daerahnya menjadi bibit bagi varietas zanzibar. Bibit cengkih tersebut banyak dikembangkan di Afrika sejak 1770 ketika dibawa oleh saudagar Eropa.

Nama Zanzibar diambil dari nama kawasan pesisir di timur Afrika, tepatnya di negara Tanzania. Bisa dikatakan, cengkih afo merupakan varian terbaik dengan kualitas buah padat. Rasanya lebih pedas dengan kadar air dan daya susut yang rendah.

Cengkih afo bahkan telah ditetapkan sebagai varietas cengkih unggulan asli Ternate. Penetapan itu dibuktikan melalui Keputusan Menteri Pertanian nomor 3680/Kpts/SR.120/11/2010 tentang Pelepasan Populasi Cengkih Afo sebagai Varietas Unggul.

Selain melihat keindahan pohon-pohon cengkih afo tertua, pengunjung juga bisa menikmati kudapan beraroma cengkih dan pala yang disajikan di kedai-kedai setempat. Umumnya, kudapan itu disajikan dalam wadah dari batok kelapa.

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya