Liputan6.com, Slawi - - Calon Bupati (Cabup) Kabupatn Tegal, Bima Eka Sakti, terus bergerilya silaturahmi dan menyosialisasikan program-programnya kepada warga. Kal ini, calon bupati yang berpasangan dengan Syaeful Mujab itu silaturahmi dengan warga 3 desa di Kecamatan Balapulang, Sabtu (9/11/2024).
Ketiga desa yang dikunjungi calon bupati nomor urut 1 itu adalah Desa Pamiritan, Balapulang Kulon, dan Balapulang Wetan. Ia berkeliling blusukan dengan membonceng sepeda motor milik warga.
Sebagai calon bupati moderat alias modal dengkul dan urat, serta tenaga dan pikiran, Bima Sakti, menyebut senjata utamanya adalah silaturahmi dan mendengar cerita serta keluh kesah warga. Ia bersyukur, selama ia berkeliling silaturahmi, sambutan warga begitu hangat dan antusias.
Advertisement
“Sebagai calon bupati moderat, modal dengkul dan urat, kita terus bergerilya, blusukan dan silaturahmi, mendengar setiap cerita serta keluh kesah warga,” ujar Bima.
Sabtu malam itu, di sepanjang perjalanan warga tampak antusias melambaikan tangan menyambut kehadiran Bima. Bahkan, tak jarang yang menghentikan Bima sekadar untuk bisa swafoto bersama calon bupati mereka.
Di Desa Pamiritan Bima Sakti bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al Qurtubiyah. Kepada pengasuh pondok pesantren dan para santri Bima mengungkap komitmennya untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan yang baik dari Bupati Tegal terdahulu, Umi Azizah.
Baca Juga
Komitmen Terhadap Pendidikan Agama
Terutama, yang berkaitan dengan pondok pesantren dan pendidikan agama. Semisal, insentif untuk guru madrasah diniyah (madin) dan pengajar TPQ.
“Kami, dengan Syaeful Mujab, berkomitmen, satu visi dengan Ibu Umi Azizah untuk mewujudkan Kabupaten Tegal yang semakin maju, sejahtera dan berakhlak mulia,” ucap Bima.
Melanjutkan perjalanan ke Balapulang Kulon dan Balapulang Wetan, Bima Sakti bersilaturahmi ke rumah Gombloh, Tasirun dan Sukandar, yang merupakan masyarakat rentan penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Bima Sakti mengatakan ia sengaja datang silaturahmi ke rumah warga untuk melihat langsung program bantuan dari pemerintah apakah tepat sasaran atau tidak. Selain itu juga untuk mendengar langsung keluhan terkait kebijakan pemerintah.
"Kalau di rumahnya sendiri, biasanya orang akan lebih berani dan terbuka menceritakan permasalahannya dibanding bila ia diundang dan dikumpulkan di kantor instansi," ungkapnya.
Lebih lanjut Bima mengatakan bantuan dari pemerintah secara umum sudah berjalan baik. Namun, ada hal-hal yang perlu disempurnakan agar bantuan sampai dan tepat sasaran.
Advertisement
Pasangan Nol Rupiah, Andalkan Silaturahmi
"Terutama yang perlu diperbaiki adalah masih adanya maladministrasi pada proses pengusulan, verifikasi, validasi, dan pemutakhiran data penerima bantuan sosial PKH," urainya.
Sukendar bercerita pada Bima, bahwa ia pernah menerima bantuan perbaikan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) dari Pemkab Tegal, namun ia tidak masuk data warga yang berhak menerima bantuan sosial PKH.
Sukendar terlihat senang sekali rumah sederhananya didatangi calon Bupati Tegal. Ia tidak menyangka masih ada calon pejabat yang mau turun langsung ke bawah bertemu rakyatnya.
"Kaget campur bahagia, seorang calon bupati mau datang dan duduk lesehan di rumah saya yang hanya berlantai semen," bebernya.
Kepada Sukendar, Bima Sakti menjanjikan komitmennya bilaa ia terpilih nanti, akan intensif komunikasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos) terkait perbaikan data penerima bantuan PKH.
"Kami siap untuk aktif mengkomunikasikan persoalan ini dengan pemerintah pusat agar program bantun dari pemerintah bisa tepat sasaran," janjinya.
Selain Bima Sakti, Syaeful Mujab juga rajin keliling menyapa warga. Sebagai pasangan calon yang tak punya modal ‘gemuk’, mereka hanya mengandalkan silaturahmi dan berdialog dengan masyarakat.
Diketahui, pasangan nomor urut 1 Pilkada Kabupaten Tegal, Bima-Mujab adalah pasangan nol rupiah, sama sekali tanpa mahar politik, yang diusung oleh PDIP. Keduanya juga bukan dari keluarga berlatar belakang politisi.
Bahkan, Mujab berasal dari keluarga miskin, penerima bantuan sosial. Mantan Ketua BEM UI ini menyelesaikan pendidikan dari tingkat dasar hingga strata dua (S2) melalui jalur beasiswa. Baginya, ini saatnya ia membayar ‘utang’ kepada negara dan rakyatnya melalui pengabdian di bidang politik.
Penulis: Nugroho Purbo