Pesona Lampion Imlek 2025 di Kali Pepe, Destinasi Hiburan dan Wajah Toleransi Masyarakat Solo

Keberadaan lampion di Kota Solo saat perayaan Imlek sekaligus menjadi wajah toleransi dan harmoni antar umat beragama. Tak hanya di Kali Pepe, tradisi pemasangan lampion khas Imlek ini juga dilakukan di berbagai sudut kota.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Jan 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2025, 01:00 WIB
(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Normalisasi Kali Pepe (Foto: Kementerian PUPR)... Selengkapnya

Liputan6.com, Solo - Setiap perayaan Imlek, masyarakat Solo bakal menggelar tradisi grebeg sudiro. Tahun ini, salah satu rangkaian tradisi grebeg sudiro 2025 adalah kemeriahan lampion di Kali Pepe.

Untuk memeriahkan perayaan Imlek, wisata air di Kali Pepe telah resmi dibuka sejak 17 Januari 2025. Kemeriahan ini akan berlangsung hingga 31 Januari 2025.

Mengutip dari surakarta.go.id, Kali Pepe adalah tempat di mana orang Jawa dan Tionghoa berbaur melalui perdagangan. Berkat hal itu, lahirlah Kampung Pecinan yang salah satunya berada di kawasan Balong, Kelurahan Sudiroprajan.

Adapun wisata air di Kali Pepe ini dibuka mulai petang hingga tengah malam. Wisatawan dapat merasakan pengalaman baru menyusuri sungai yang diterangi ratusan lampion.

Lampion-lampion itu didominasi warna merah dan emas, warna khas Imlek. Selain sebagai hiburan, wisata perahu air di Kali Pepe selama grebeg sudiro juga merefleksikan harmoni budaya Jawa dan Tionghoa yang telah terjalin selama ratusan tahun di Solo.

Kali Pepe di masa lalu merupakan saksi interaksi sosial dan ekonomi. Namun, kini Kali Pepe menjadi destinasi wisata yang menawarkan pengalaman berlibur yang berbeda.

Keberadaan lampion di Kota Solo saat perayaan Imlek sekaligus menjadi wajah toleransi dan harmoni antar umat beragama. Tak hanya di Kali Pepe, tradisi pemasangan lampion khas Imlek ini juga dilakukan di berbagai sudut kota.

Tak hanya mempercantik kota, tradisi ini juga menjadi simbol kebersamaan dalam keberagaman. Biasanya, lampion khas Imlek yang didominasi warna merah dengan aksen emas mulai terlihat di kawasan-kawasan strategis, seperti Balai Kota, Pasar Gede, hingga sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.

Selaras dengan semangat perayaan Imlek, pemasangan lampion ini menjadi simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Pemasangan lampion sekaligus menjadi bagian dari upaya menjaga tradisi, menghormati keberagaman budaya, serta menjaga toleransi dan kerukunan di tengah keberagaman.

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya