Fakta Unik Kelengkeng, Buah Tropis Asia Tenggara Banyak Ditemui di Jawa dan Sumatera

Pohon kelengkeng dikenal dengan daunnya yang hijau gelap, berbentuk lonjong, dan tumbuh subur di lingkungan yang lembap dengan sinar matahari melimpah.

oleh Panji Prayitno diperbarui 01 Feb 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 09:00 WIB
Fakta Unik Kelengkeng, Buah Tropis Asia Tenggara Banyak Ditemui di Jawa dan Sumatera
Mayangsari panen kelengkeng di rumahnya di Purwokerto. (Dok. Instagram/@mayangsari_official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kelengkeng, atau sering dikenal sebagai longan dalam bahasa Inggris, merupakan salah satu buah tropis yang sangat khas dari Asia Tenggara.

Buah ini termasuk dalam keluarga sapindaceae, yang juga mencakup rambutan dan leci. Dalam sejarahnya, kelengkeng telah lama dikenal dan dibudidayakan di berbagai wilayah tropis, terutama di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, hingga Indonesia.

Di Indonesia sendiri, kelengkeng banyak dibudidayakan di daerah Jawa dan Sumatera, yang memiliki iklim tropis ideal untuk pertumbuhan tanaman ini. Keunikan buah kelengkeng terletak pada rasa manisnya yang khas, tekstur daging buahnya yang lembut, serta aroma harumnya yang memikat.

Pohon kelengkeng dikenal dengan daunnya yang hijau gelap, berbentuk lonjong, dan tumbuh subur di lingkungan yang lembap dengan sinar matahari melimpah. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam pengembangan kelengkeng.

Di Pulau Jawa, kelengkeng banyak ditanam di daerah dataran rendah hingga ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Misalnya, di wilayah Jawa Tengah seperti Boyolali dan Temanggung, kelengkeng menjadi salah satu komoditas unggulan.

Wilayah ini memiliki tanah yang subur serta curah hujan yang cukup, sehingga mendukung pertumbuhan pohon kelengkeng dengan baik. Sementara itu, di Sumatera, kelengkeng sering ditemukan di perkebunan lokal maupun pekarangan rumah.

Dengan teknik budi daya modern, varietas kelengkeng yang unggul seperti kelengkeng itoh dan diamond river semakin diminati karena produktivitasnya yang tinggi dan kualitas buahnya yang sangat baik.

Kelengkeng tidak hanya diminati karena rasanya yang manis dan menyegarkan, tetapi juga karena manfaat kesehatannya yang luar biasa. Buah ini kaya akan vitamin C, yang berperan sebagai antioksidan alami untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.

Tantangan Budi Daya

Selain itu, kelengkeng mengandung zat besi yang membantu mencegah anemia, serta senyawa aktif seperti polifenol yang dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, kelengkeng sering digunakan untuk mengatasi insomnia, meningkatkan energi, dan meredakan stres. Hal ini membuat kelengkeng tidak hanya populer sebagai buah konsumsi, tetapi juga sebagai bahan herbal yang bernilai tinggi.

Namun, budi daya kelengkeng bukan tanpa tantangan. Faktor seperti serangan hama dan penyakit, perubahan iklim, serta kebutuhan akan perawatan intensif sering menjadi hambatan bagi para petani.

Pohon kelengkeng membutuhkan perawatan khusus, seperti penyiraman yang teratur, pemangkasan untuk mengontrol pertumbuhan cabang, serta pemberian pupuk organik yang seimbang agar hasil panen optimal.

Selain itu, sebagian besar varietas kelengkeng memerlukan suhu dingin untuk merangsang pembentukan bunga, sehingga teknik budidaya seperti penggunaan zat perangsang tumbuh sering diterapkan di daerah tropis.

Di sisi lain, permintaan pasar yang terus meningkat memberikan peluang besar bagi petani dan pelaku usaha agribisnis untuk mengembangkan komoditas ini. Kelengkeng segar maupun olahan, seperti manisan, jus, dan kelengkeng kering, semakin diminati baik di pasar lokal maupun internasional.

Dengan inovasi teknologi pertanian, diharapkan produktivitas kelengkeng di Indonesia terus meningkat, sehingga buah ini dapat semakin dikenal sebagai salah satu produk unggulan dari Asia Tenggara. Kelengkeng bukan hanya simbol kekayaan alam tropis, tetapi juga warisan budaya yang patut dilestarikan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya