Liputan6.com, Palembang - Nama sekolah tercoreng karena ulah TT, guru honorer yang melakukan penyekapan dan pengancaman kepada Marlita Yuana (55), Wakil Kepala SMP Negeri 1 Palembang Sumatera Selatan (), Selasa (4/2/2025) pagi.
TT yang merupakan guru olahraga tersebut, menyekap dan mengancam korban menggunakan senjata tajam (sajam) jenis pisau, di ruang guru SMPN 1 Palembang. Para guru langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ilir Barat (IB) I Palembang di saat itu juga.
Kapolsek IB I Palembang AKP Ricky Mozam berkata, motif pengancaman sementara karena pelaku TT merasa sakit hati karena gaji temannya yang juga guru di SMPN 1 Palembang belum juga dicairkan.
Advertisement
Baca Juga
“Pelaku menagih gaji temannya kepada korban yang tidak kunjung dikeluarkan dan terkesan memberikan harapan palsu. Setelah kita konfirmasi dengan yang bersangkutan, ternyata (gajinya) sudah dibayarkan,” ujarnya, Rabu (5/2/2025).
Barang bukti yang diamankan yakni pisau, yang disembunyikan pelaku di dalam saku celananya. Pihak kepolisian juga sedang melakukan pemeriksaan lainnya, terkait laporan di Polrestabes Palembang.
Dalam laporan tersebut, korban merasa diancam dengan air softgun oleh pelaku beberapa waktu lalu. Namun hingga kini, barang bukti yang disampaikan dalam laporan tersebut masih diselidiki keberadaannya.
“Kita kenakan pasal berlapis, pasal tentang pengancaman dan UU Darurat tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam,” ucapnya.
Kanit Reskrim Polsek IB I Palembang Iptu Muslim berkata, selain gaji tidak dibayar, dugaan motif penyekapan dan pengancaman karena pelaku tak suka dengan korban yang tidak memberikan penilaian kinerja kepada pelaku.
Diungkapkan Marlita Yuana, dia awalnya dibawa ke ruang guru, lalu pintu diganjal pelaku dari dalam, sehingga terjadilah dugaan penyekapan.
"Saya awalnya dibawa ke ruang guru, pintu dia ganjal dari dalam dan dia ceramahi saya. Katanya, dia mau mencabut nyawa saja," ucap guru SMPN 1 Palembang ini.
Dia juga mengaku sudah melaporkan pengancaman tersebut pada 17 Januari 2025 lalu, karena mendapatkan ancaman jika korban akan dibunuh, ditembak dan terus diteror oleh pelaku. Pelaku juga diduga berkeliling sekolah setiap hari mencari korban.
Diduga Pakai Pistol
Bahkan korban sempat melihat pelaku mengeluarkan pistol yang digunakan untuk pengancaman, namun berhasil diadang oleh rekan kerjanya. Marlita juga sempat memotret barang bukti tersebut, yang akan diserahkan ke pihak kepolisian.
Walau enggan mengungkapkan apa motif pelaku, Marlita merasakan trauma berat selama pelaku berkeliaran di sekolahan.
“Untungnya pelaku sudah diamankan polisi. Saya jadi tidak merasa cemas lagi,” ujarnya.
Advertisement