Liputan6.com, Jakarta - Aparat Polda NTT menangkap pasangan suami istri (Pasutri) yang terlibat kasus Tindak Pidana Pedagangan Orang (TPPO) di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Pasutri itu berinisial DW alias Dodi (54) merupakan Direktur Utama PT Jasa Bakti Agung. Sedangkan istrinya, JY alias Jois (51) merupakan admin pada PT Jasa Bakti Agung.
Warga Perumahan Taman Nagoya Indah Blok F nomor 12, Kelurahan Batu Selicin, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Provinsi Kepri ini merupakan perekrut korban INWL, warga Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, NTT dengan perantaraan OAN tanpa prosedur yang sah.
Advertisement
Baca Juga
INWL direkrut oleh OAN dan dikerjakan di rumah pasutri ini. Selama bekerja, korban mendapat penyiksaan dan tak diberi gaji.
Korban akhirnya berhasil diselamatkan setelah Polda NTT berkoordinasi dengan BP3MI Kepri dan Subdit IV Renakta Polda Kepri.
"Keduanya ditangkap tim TPPO Polda NTT dipimpin AKP Yance Yauri Kadiaman pada Selasa (11/2/2025) sesuai laporan polisi nomor LP/B/343/ XI/2024/SPKT/Polda NTT, tanggal 25 November 2024," ujar Direktur Reskrimum Polda NTT, Kombes Pol Patar Silalahi.
Menurutnya pasutri ini sempat ditahan di sel Polda Kepri selama dua hari dan kemudian dibawa ke Kupang, NTT. Mereka tiba dengan pesawat Lion Air JT-692 pada Jumat (14/2/2025) malam.
Pemeriksaan Saksi Lain
Selain membawa dua tersangka, tim TPPO Polda NTT dan BP3MI Kepri juga membawa pulang pula korban INWL ke Kupang.
Ia menjelaskan, sebelum menangkap pasutri ini, polisi juga sudah mengmankan tersangka, Boy alias OAN yang menjadi calo perekrut korban.
"Korban direkrut Boy selaku perekrut lapangan. Totalnya tiga tersangka," katanya.
Selain tersangka, polisi pun mengamankan barang bukti satu buah handphone milik tersangka OAN, satu lembar tiket pesawat Lion Air atas nama korban pada tanggal 22 November 2024.
Selain itu print out rekening koran Bank Mandiri transfer uang dari tersangka JY kepada tersangka OAN sebesar Rp 2.000.000 tanggal 22 November 2024. Diamankan pula satu buah handphone milik tersangka JY, satu bundel Akta Pendirian PT Jasa Bakti Agung dan satu buah handphone milik korban.
"Ada delapan saksi sudah diperiksa baik di NTT maupun Batam, termasuk ahli ketenagakerjaan," tandasnya.
Para tersangka dijerat pasal 2 ayat (1), pasal 10 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman paling singkat tiga tahun dan paling lama 15 tahun.
Advertisement
