Berkah Kotoran Sapi Bikin Rojai Jadi Petani Mandiri

Kisah sukses Rojai memanfaatkan organik menjadi pupuk tersebut membuatnya tergerak untuk membangun sebuah Sekretariat Bersama bagi para petani dan peternak di desanya

oleh Panji Prayitno Diperbarui 01 Mar 2025, 23:01 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 22:52 WIB
Berkah Kotoran Sapi Bikin Rojai Jadi Petani Mandiri
Rojai tengah memantau kondisi sapi miliknya yang dimana kotorannya menjadi bahan membuat pupuk organik. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cirebon Rojai kini tak perlu khawatir dengan isu kelangkaan pupuk bersubsidi yang kerap membuat petani resah. Ia bahkan memilih untuk saling berbagi ilmu kepada sesama petani tentang bagaimana caranya agar tidak ketergantungan dengan pupuk pabrikan.

Siang itu, cuaca sedang bersahabat mendukung para petani di Desa Tegal Karang Kabupaten Cirebon untuk beraktivitas di sawah. Rojai tampak sibuk mengolah kotoran sapi disulap menjadi pupuk organik untuk menunjang lahan sawahnya.

Warga Desa Tegal Karang Blok Karang Tengah Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ini diketahui sudah lebih dari lima tahun berhasil move on dari ketergantungan pupuk bersubsidi. Sejak tahun 2017, ia sudah memutuskan menjadi petani mandiri dengan memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk untuk lahan pertaniannya.

"Karena tujuan saya sekarang bukan cari harga yang bagus, tapi dengan harga yang sama biaya produksi rendah maka untung lebih banyak. Saya juga bisa berbagi dengan petani lain," ujar Rojai, Jumat (28/2/2025).

Kisah sukses Rojai memanfaatkan organik menjadi pupuk tersebut membuatnya tergerak untuk membangun sebuah Sekretariat Bersama bagi para petani dan peternak di desanya.

Bahkan, katanya, di sekretariat tersebut menjadi tempat berbagi ilmu dalam bingkai Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya. Prinsip sekretariat yang dibangun Rojai adalah dari petani, oleh petani dan untuk petani.

"Salah satu tujuan kelompok sarana belajar dan meningkatkan penghasilan bersama melalui wadah kelompok. Di desa kami ada 208 petani dengan luas lahan total 125 hektar," ujar Rojai.

Setiap hari, Rojai sibuk mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik. Baik limbah padat dari kotoran sapi maupun limbah cair yang diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Limbah Kotoran Sapi

Berkah Kotoran Sapi Bikin Rojai Jadi Petani Mandiri
Rojai sedang memantau hasil fermentasi urine sapi menjadi Pupuk Organik Cair. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)... Selengkapnya

Proses pengolahan limbah pada mencapai satu bulan. Hampir setiap hari Rojai rajin mengumpulkan kotoran hewan dari dalam kandang miliknya ditaruh di satu tempat. Kotoran padat tersebut disemprot menggunakan probiotik yang dibuatnya sendiri dari isi rumen sapi atau sisa rumput yang masih ada di dalam pencernaan sapi.

"Diolah diambil bakterinya dikembangbiakkan diurai dengan sisa pakan, kotoran feses juga bisa. Begitu terus sampai setingi satu meter kemudian ditutup terpal. Kemudian dikeringkan dalam kondisi tertutup kering angin. Hasilnya gas metan dan amoniak hilang dan tidak bau karena sudah terfermentasi. Setelah itu di digiling menjadi pasir," ujar Rojai.

Berbeda dengan pengolahan urin sapi, Rojai mengumpulkan urin sapi dari kandangnya ke dalam satu wadah besar. Kemudian dicampur probiotik dan molase untuk mengurai bakteri.

"Dikasih terasi juga 5 kg, zpt nya dari bonggol pisang, rebung bambu, untuk pestisidanya dikasih empon-emppon kemudian blender per 2 kg dalam 100 liter urine. Durasi permentasi an aerob 1 minggu, kemudian minggu kedua diaduk-aduk setiap hari minimal 5-10 menit untuk membuang amoniak dan metan sekaligus melatih bakteri agar bisa hidup di suhu terbuka," ujar Rojai.

Keseriusan Rojai mengolah bahan organik menjadi pupuk berbuah manis. Ia mampu menekan biaya produksi namun hasil panen yang didapatnya melimpah dan memiliki kualitas bagus.

Sebelumnya, Rojai diketahui sering mengikuti kegiatan pelatihan mengolah kotoran hewan menjadi pupuk. Hasil pelatihan yang didapat dipraktekkan sendiri hingga ia bisa membuat pupuk organik sendiri dan menciptakan peluang ekonomi.

"Ternyata limbah ternak bisa dipakai untuk tanaman terbukti meningkatkan produksi dan menghemat biaya. Pestisida saya pakai dari urin sapi yang diolah sendiri. Kalau kotoran di kandang saya kurang saya bisa beli ke peternak lain yang ada di desa," ujarnya.

Penggunaan pupuk organik membuat Rojai mampu menghemat biaya hingga 80 persen dan meningkatkan jumlah produksi. Misal, jika menggunakan pupuk dan pestisida dari pabrik menghabiskan biaya operasional hingga Rp 8 juta per musim.

Produksi Meningkat

Berkah Kotoran Sapi Bikin Rojai Jadi Petani Mandiri
Rojai sedang melihat perkembangan hasil olahan limbah padat dari kotoran sapi menjadi pupuk organik yang membuat produksi pertanian meningkat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)... Selengkapnya

Penggunaan pupuk organik hanya membutuhkan biaya Rp 1 juta per musim, sisanya bisa di simpan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Selain itu, pupuk organik membuat kualitas produksi naik 67-70 persen.

"Artinya beras yang saya panen hasilnya lebih berisi tapi harga jual tetap saya samakana karena dengan ada penghematan biaya saya tetap dapat banyak untung. Bahkan, pupuk yang saya buat juga bisa dijual lagi itu kan peluang ekonomi," ujarnya.

Selain hemat produksi, ia menyebutkan ketika menggunakan pupuk kimia maksimal produksi atau panen mencapau 6 ton. Setelah menggunakan organik, produksi panen meningkat mencapai 8,4 ton dalam waktu dua tahun terakhir.

Dengan biaya produksi minim bahkan nol rupiah karena memanfaatkan sisa dan limbah ternak. Ia mengaku, banyak petani dari luar Cirebon yang datang membeli produk organik Rojau.

"Mulai dari pembena tanah atau pribiotik, POC utk pertumbuhan dan POC untuk pembuahan, fungisida, pestisida nabati dan Pupuk padatnya ada semua.

Sementara itu, rendemen padi yang ditanam menggunakan organik sebesar 67 sampai 70 persen dan beras lebih berisi. Rojai mengaku, selama menggunakan organik hasil panen yang dijual tidak jauh berbeda dengan harga jual pada umumnya.

Ia mengatakan, tujuan utama menggunakan organik tersebut untuk menekan biaya produksi. Dengan memanfaatkan limbah kotoran hewan yang dioleh menjadi pupuk.

Kendala Lahan

Berkah Kotoran Sapi Bikin Rojai Jadi Petani Mandiri
Ilustrasi lahan pertanian. (Istimewa)... Selengkapnya

Kendati demikian, ia mengaku belum semua petani yang ada di Desa Tegal Karang 100 persen menggunakan organik. Ia mengungkapkan, sebagian besar petani di Desa Tegalkarang berstatus penggarap.

"Sebagian besar masih menggunakan semi organik dan petani penggarap khawatir jika tahun depan tidak bisa lagi menggarap lahan yang sebelumnya digarap olehnya," ujarnya.

Rojai menjelaskan, penggunaan pupuk organik juga berdampak positif bagi kesuburan tanah dan tanaman. Di dalam pupuk organik terdapat mikroorganisme yang bisa memperbaiki struktur tanah.

"Ini yang menjadi ketakutan petani takut tahun depan tidak bisa sewa lahan lagi karena kalah lelang jadi dianggap rugi kalau sudah 100 persen pakai organik," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah desa memberi kebijakan terkait pemanfaatan lahan desa agar dapat dirasakan baik oleh warga sekitar.

Sebelumnya, Officer Pendukung Penjualan Wilayah 1 Pupuk Indonesia Drikarsa mengatakan, kesediaan pasokan pupuk bersubdi di wilayah Jawa Barat sebanyak 338,7 persen diatas ketentuan stok minimum yang ditentukan.

"Di Jawa Barat per tanggal 23 Oktober 2024 realisasi penyaluran 657.427 ton dari alokasi 1.146.016 ton atau 57,4 ton," katanya kepada awak media di Cirebon, Kamis (24/10/2024).

Pasokan Pupuk Bersubsidi

Berkah Kotoran Sapi Bikin Rojai Jadi Petani Mandiri
Penyaluran pupuk pupuk non subsidi di Gudang Lini 3 Kedawung Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)... Selengkapnya

Dari data yang dihimpun, realisasi penyaluran pupuk di Cirebon per tanggal 24 Oktober 2024 sebanyak 33.140 ton dari alokasi 50.300 ton. Ia memastikan, stok pupuk bersubsidi hingga akhir tahun melimpah.

Ia menyebutkan, stok pupuk di Cirebon hingga saat ini mencapai 1.289 persen. Dari jumlah tersebut, ia memastikan musim tanam petani Cirebon tak akan kehabisan pupuk.

"Musim kemarau memang berpengaruh terhadap serapan pupuk. Kedepan kalau sudah ada hujan dan petani mulai menanam lagi kami siap dan tak usah khawatir karena stok melimpah," katanya.

Pada kesempatan tersebut, ia memastikan Pupuk Indonesia akan terus mendukung program Presiden Prabowo di bidang ketahanan pangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya