Fakta Unik Sate Plecing, Pedas Gurih Dalam Satu Gigitan

Pemilihan bahan ini memberikan fleksibilitas bagi para penikmat sate, karena setiap jenis daging memiliki cita rasa dan tekstur yang berbeda ketika dipadukan dengan bumbu plecing

oleh Panji Prayitno Diperbarui 08 Mar 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2025, 14:00 WIB
Fakta Unik Sate Plecing, Pedas Gurih Dalam Satu Gigitan
Sate Ayam Plecing. (Instagram/maggi.indonesia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sate Plecing adalah salah satu kuliner nusantara yang wajib dicoba saat berkunjung ke Bali, terutama jika sedang berada di daerah Singaraja. Sate plecing juga memiliki tempat tersendiri di hati para pecinta kuliner.

Sate ini memiliki keunikan dalam hal bumbu yang digunakan, yakni bumbu plecing yang berasal dari Lombok dan Bali. Bumbu plecing sendiri merupakan sambal tomat yang khas, dibuat dari bahan-bahan seperti cabai rawit, garam, terasi, tomat, dan air perasan jeruk limo yang memberikan sensasi pedas, gurih, serta segar dalam satu gigitan.

Dengan harga yang relatif terjangkau, yaitu sekitar Rp15.000 per porsi, sate plecing menjadi pilihan kuliner yang menggugah selera bagi para wisatawan yang ingin menikmati sajian khas Bali dengan cita rasa pedas dan menggigit.

Sate plecing sendiri memiliki beberapa variasi bahan utama yang digunakan. Di Bali, sate plecing bisa dibuat dari daging ayam, babi, atau bahkan ikan laut seperti tuna atau cakalang.

Pemilihan bahan ini memberikan fleksibilitas bagi para penikmat sate, karena setiap jenis daging memiliki cita rasa dan tekstur yang berbeda ketika dipadukan dengan bumbu plecing. Sate ayam plecing memiliki rasa yang lebih ringan dan mudah diterima oleh lidah kebanyakan orang, sementara sate babi memberikan sensasi lebih gurih dengan sedikit rasa manis khas daging babi.

Sementara itu, bagi pecinta makanan laut, sate plecing berbahan dasar ikan laut menawarkan rasa yang lebih segar dengan aroma khas yang menggugah selera. Semua jenis sate plecing ini biasanya dibakar di atas bara api, menghasilkan aroma khas yang semakin memperkuat kenikmatan saat menyantapnya.

Selain itu, cara penyajiannya yang sederhana, hanya dengan tusukan sate yang dilumuri bumbu plecing tanpa tambahan kecap atau saus lainnya, membuat rasa asli dari daging dan bumbu semakin terasa otentik.

Keunikan sate plecing tidak hanya terletak pada bahan utamanya, tetapi juga pada bumbu plecing yang menjadi pendampingnya.

Sambal Plecing

Sambal plecing yang digunakan pada sate ini memiliki karakteristik yang berbeda dari sambal-sambal lainnya di Indonesia. Dengan penggunaan cabai rawit sebagai bahan utama, sambal plecing menghadirkan sensasi pedas yang kuat, namun tetap seimbang dengan adanya tomat yang memberikan rasa segar dan sedikit asam.

Keberadaan terasi dalam bumbu plecing juga menambahkan kedalaman rasa yang khas, memberikan sentuhan gurih yang membuat setiap gigitan sate semakin nikmat. Tidak kalah penting adalah tambahan air jeruk limo yang memberikan aroma segar serta rasa sedikit asam yang memperkaya pengalaman rasa saat menyantap sate plecing.

Kombinasi semua bahan ini menciptakan rasa yang unik dan berbeda dari sate-sate lainnya di Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu kuliner yang patut dicoba bagi para penggemar makanan pedas.

Selain cita rasanya yang khas, sate plecing juga memiliki nilai budaya yang mendalam bagi masyarakat Bali. Sajian ini sering kali disajikan dalam berbagai acara adat dan keluarga, menunjukkan betapa makanan ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Proses pembuatan sate plecing pun sering kali dilakukan secara gotong-royong, terutama saat ada acara besar seperti pernikahan atau upacara adat. Dalam suasana seperti ini, masyarakat akan bersama-sama menyiapkan bahan, mulai dari mengolah daging hingga meracik bumbu plecing, sebelum akhirnya memanggang sate di atas bara api.

Tradisi ini menunjukkan bagaimana sate plecing bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan keharmonisan dalam budaya Bali. Tak heran jika sate plecing tidak hanya populer di kalangan wisatawan, tetapi juga tetap menjadi makanan favorit masyarakat Bali sendiri.

Dengan semakin berkembangnya industri pariwisata di Bali, sate plecing pun kini semakin mudah ditemukan, baik di warung-warung tradisional maupun di restoran-restoran yang menyajikan makanan khas Bali.

Bahkan, beberapa rumah makan di luar Bali pun mulai menawarkan sate plecing dalam menu mereka, sebagai bukti bahwa makanan ini memiliki daya tarik yang kuat di kalangan pecinta kuliner. Namun, tentu saja, menikmati sate plecing langsung di Bali, khususnya di daerah asalnya seperti Singaraja, memberikan pengalaman yang lebih autentik.

Suasana khas Bali dengan angin pantai yang sejuk, suara gamelan yang mengalun di kejauhan, serta aroma sate yang sedang dibakar, semuanya menambah kenikmatan saat menikmati hidangan ini. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang berkunjung ke Bali, mencicipi sate plecing adalah sebuah pengalaman kuliner yang tidak boleh dilewatkan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya