Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Jawa Barat (Jabar) bakal melakukan modifikasi cuaca selama 10 hari untuk mengurangi risiko terjadinya bencana banjir di daerah rawan.
Menurut Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, hal tersebut usai adanya peringatan dini soal terjadinya cuaca ekstrem serta intensitas hujan tinggi oleh Badan Mereorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) tentang potensi hujan deras pada 10-25 Maret 2025.
Baca Juga
"Mudah-mudahan modifikasi itu bisa mengurangi beban air yang jatuh ke wilayah-wilayah rawan banjir. Kami sudah memproses, mudah-mudahan langkah ini bisa meringankan beban masyarakat Jabar yang mengalami kebanjiran," ujar Dedi melalui akun Instagram @dedimulyadi71 dicuplik Jumat (7/3/2025).
Advertisement
Dedi juga berharap langkah-langkah ini juga bisa meringankan tidak hanya masyarakat Jabar, tetapi juga masyarakat DKI Jakarta mengingat aliran air dari wilayah hulu mengalir ke Bekasi, Karawang, dan Jakarta.
Dedi juga mengapresiasi seluruh lintas kelompok dan instansi yang bekerja dalam menangani dampak banjir serta meminta doa agar semua petugas diberikan kesehatan dalam menjalankan tugasnya.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan semuanya dan mohon doanya agar seluruh jajaran yang bekerja setiap hari menyelesaikan masalah warga diberikan kesehatan," ucap Dedi.
Dedi menyampaikan permohonan maaf jika pelayanan dalam penanganan banjir belum bisa memuaskan semua pihak. Hujan deras yang terus menerus menyebabkan peningkatan banjir di beberapa wilayah, termasuk Sukabumi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Cirebon.
Dedi menegaskan bahwa kawasan Puncak akan dikembalikan ke kondisi awal sebagai hutan dan perkebunan untuk meningkatkan daya serap air dan mengurangi risiko banjir.
"Hari ini saya fokus untuk membenahi wilayah Puncak untuk kembali ke awalnya menjadi wilayah hutan dan perkebunan. Kebijakan saya untuk kawasan Puncak, bangunan-bangunannya saya bongkar, tujuannya adalah mengembalikan fungsi-fungsi resapan air dan rencananya akan dihutankan kembali," kata Dedi.
Pembangunan Jembatan Sementara Bogor-Karawang
Sebelumnya, Dedi mengatakan segera memasang jembatan bailey sebagai penghubung sementara jalur Bogor-Karawang.
Jembatan Loji roboh usai diterjang banjir dan dimakan usia, sehingga mengganggu mobilitas warga dari Bogor-Karawang dan sebaliknya.
"Pemasangan jembatan bailey sebagai solusi cepat dan sementara. Saat ini jembatan sudah tiba di lokasi dan siap dipasang," ujar Dedi pada Kamis (6/3/2025).
Pemasangan jembatan bailey dilakukan tim gabungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) dengan waktu pembangunan dua minggu atau selesai sebelum Lebaran.
Target cepat ini dipasang agar tidak menganggu aktivitas mudik masyarakat. Dedi meminta maaf atas ketidaknyaman yang dialami masyarakat.
"Kami mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan selama proses perbaikan," kata Dedi.
Dedi memastikan jembatan Loji yang roboh dibangun kembali secara permanen tahun ini. Agar kejadian serupa tak terulang di tempat lain, Dedi sudah menginstruksikan DBMPR segera mendata jembatan yang sudah melebihi usia konstruksi untuk diperbaiki.
Pada masa kepemimpinan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, Pemerintah Jabar pada tahun pertama fokus pada pembenahan infrastruktur. Dimulai dari efisiensi anggaran birokrasi untuk direalokasi ke pekerjaan konstruksi.
"Memohon dukungan masyarakat agar program pembangunan dan perbaikan infrastruktur berjalan dengan baik," ucap Dedi.
Advertisement
