Liputan6.com, Yogyakarta - Nabi Musa AS, salah satu nabi dalam Islam, dikenal sebagai pemimpin Bani Israil yang membawa mereka keluar dari penindasan Fir'aun. Akan tetapi, di balik kepemimpinannya, Nabi Musa memiliki kekurangan fisik, yaitu kesulitan berbicara dengan jelas.
Mengutip dari berbagai sumber, kesulitan Nabi Musa dalam berbicara bermula dari peristiwa yang terjadi saat ia masih bayi. Pada masa kecilnya, Nabi Musa pernah menarik janggut Fir'aun hingga berdarah. Peristiwa ini membuat Fir’aun, penguasa Mesir itu murka.
Advertisement
Kejadian ini menimbulkan kecurigaan Fir'aun bahwa bayi laki-laki tersebut mungkin akan menjadi ancaman bagi kekuasaannya di masa depan. Fir'aun pun memerintahkan pembantunya untuk menyembelih Nabi Musa.
Advertisement
Baca Juga
Akan tetapi, Allah SWT telah mengilhamkan kepada istri Fir'aun, Asiyah, untuk menguji Nabi Musa kecil dengan dua pilihan, yakni roti dan bara api. Ujian ini dimaksudkan untuk menentukan apakah Musa adalah bayi yang cerdas atau tidak.
Jika Musa memilih roti, itu menandakan bahwa ia adalah bayi yang cerdas. Akan tetapi, jika ia memilih bara api, itu menunjukkan bahwa ia tidak mengerti apa-apa.
Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk menepis tangan Nabi Musa agar memilih bara api. Tanpa disadari, Nabi Musa kecil memakan bara api tersebut, yang menyebabkan lidahnya meleleh dan terbakar.
Meskipun peristiwa ini menyelamatkan nyawanya dari ancaman Fir'aun, dampaknya adalah Nabi Musa mengalami kesulitan berbicara dengan jelas sepanjang hidupnya. Kesulitan berbicara ini membuat Nabi Musa kesulitan berdakwah dan menghadapi Fir'aun kelak.
Dalam Al-Qur'an, surat Thaha ayat 25-28, disebutkan bahwa Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT memohon agar dadanya dilapangkan, urusannya dimudahkan, dan kekakuan pada lidahnya dihilangkan agar orang-orang dapat memahami perkataannya. Allah SWT mengabulkan doa Nabi Musa dengan mengutus Nabi Harun AS, saudaranya, untuk mendampinginya dalam berdakwah.
Nabi Harun dikenal fasih dalam berbicara. Kemampuannya ini menjadikannya sebagai penolong bagi Nabi Musa dalam menyampaikan pesan-pesan Allah SWT kepada Fir'aun dan Bani Israil.
Penulis: Ade Yofi Faidzun