Klub-Klub Sepak Bola Mancanegara yang Dimiliki oleh Orang Indonesia

Keberhasilan ini membawa angin segar bagi dunia sepak bola Indonesia, sekaligus mematahkan stigma bahwa Indonesia hanya menjadi penonton di industri sepak bola internasional.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 13 Mar 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 05:00 WIB
Como 1907
Venezia bermain imbang 1-1 kontra Como 1907 pada laga pekan ke-28 Serie A di Stadio Giuseppe Sinigaglia, Sabtu (8/3/2025) malam WIB. (Antonio Saia/LaPresse via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Di tengah gempuran klub-klub besar dunia, ternyata ada beberapa klub sepak bola mancanegara yang justru dimiliki oleh orang Indonesia. Klub-klub ini tidak hanya sekadar investasi, tetapi juga menjadi wadah untuk mempromosikan nama Indonesia di dunia sepak bola.

Salah satu contohnya adalah kepemilikan klub sepak bola di Eropa oleh pengusaha asal Indonesia. Keberhasilan ini membawa angin segar bagi dunia sepak bola Indonesia, sekaligus mematahkan stigma bahwa Indonesia hanya menjadi penonton di industri sepak bola internasional. Mengutip dari berbagai sumber, berikut klub-klub mancanegara yang dimiliki oleh orang Indonesia:

1. Como 1907

Pada tahun 2019, dua konglomerat terbesar Indonesia, Budi Hartono dan Bambang Hartono, membeli klub sepak bola asal Italia, Como. Saat itu, Como masih bermain di Serie D, level terendah dalam sistem liga Italia.

Akan tetapi, dalam waktu empat tahun, klub ini berhasil naik ke Serie A, liga tertinggi di Italia. Meskipun mayoritas saham klub ini dimiliki oleh orang Indonesia, dua legenda sepak bola dunia, Cesc Fàbregas dan Thierry Henry, juga memiliki saham minoritas di Como.

2. Brisbane Roar

Brisbane Roar adalah klub sepak bola yang bermarkas di Brisbane, Australia, dan saat ini bermain di A-League, liga tertinggi di sana. Klub ini sering berada di papan tengah klasemen, tetapi pernah meraih prestasi gemilang.

Pada tahun 2011, grup bakrie asal Indonesia membeli Brisbane Roar. Hanya dalam waktu singkat, klub ini langsung menjadi juara A-League di musim 2012 dan 2014.

Beberapa pemain Indonesia juga pernah memperkuat Brisbane Roar, seperti Rafael Struick, Yandi Sofyan, dan Sergio van Dijk. Kepemilikan ini tidak hanya menunjukkan eksistensi Indonesia di dunia sepak bola internasional, tetapi juga membuka peluang bagi pemain Indonesia untuk berkembang di liga luar negeri.

3. Lecce

Lecce, klub yang pernah dilatih oleh Antonio Conte saat ia merintis karir kepelatihannya, kini sebagian sahamnya dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Alvin Sariatmadja. Bersama dengan konsorsium beberapa pengusaha lainnya, Alvin memiliki sebagian kecil saham di klub asal Italia tersebut.

Saat ini, Lecce bermain di Serie A dan berada di papan bawah klasemen, tepatnya di peringkat 15. Sayangnya, dari segi prestasi, klub ini belum menunjukan performa yang baik.

4. Dender

Pada tahun 2016, saat Dender masih bermain di Divisi 3 Liga Belgia, klub ini dibeli oleh pengusaha Indonesia, Sihar Sitorus. Setelah 8 tahun berlalu, Dender akhirnya berhasil promosi ke divisi teratas, yaitu Belgian Pro League.

Dulunya, klub ini mungkin kurang dikenal banyak orang, tetapi belakangan namanya semakin populer karena pemain Indonesia, Oratmangoen pernah bermain di sana. Keberhasilan Dender naik ke liga tertinggi Belgia menjadi kebanggaan bagi pemiliknya.

5. Oxford United

Pada tahun 2022, Erick Thohir dan Anindya Bakrie membeli saham mayoritas klub Oxford United. Dua tahun kemudian, klub ini berhasil promosi ke Championship Division, level kedua liga sepak bola Inggris. Oxford United juga membeli Marselino Ferdinand, pemain kelahiran Indonesia pertama yang bermain di Liga Inggris.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Promosi 1

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya