Hilirisasi Perikanan Bontang, Cita-cita Membangun Industri Pengalengan Ikan Berkelanjutan

Potensi sumber daya laut yang melimpah dan dukungan infrastruktur, Kota Bontang bertekad menjadi pusat hilirisasi perikanan nasional melalui pengembangan industri pengalengan ikan yang berkelanjutan, meskipun tantangan seperti ketergantungan impor dan infrastruktur perlu diatasi.

oleh Abdul Jalil Diperbarui 21 Apr 2025, 13:41 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 13:41 WIB
Laut Bontang
Pemerintah Kota Bontang menjadikan kawasan Bontang Lestari magnet investasi baru di Kaltim dengan peta potensi investasi dan kemudahan perizinan.... Selengkapnya

Liputan6.com, Bontang - Kota Bontang, Kalimantan Timur, memiliki visi ambisius untuk bertransformasi menjadi pusat hilirisasi perikanan nasional. Langkah strategis ini diyakini akan mendiversifikasi ekonomi daerah dan meningkatkan nilai tambah sumber daya laut yang melimpah.

Salah satu fokus utama dalam mewujudkan visi ini adalah pengembangan industri manufaktur pengalengan ikan, khususnya untuk komoditas unggulan seperti Cakalang, Tongkol, dan Tuna. Untuk memetakan potensi dan tantangan pengembangan industri pengalengan ikan, Pemerintah Kota Bontang bekerja sama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Timur.

Pada tahun 2024, sebuah kajian mendalam dilakukan dengan menggunakan pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang akan mempengaruhi keberhasilan maupun kendala dalam merealisasikan industri ini di Bontang.

Kepala DPMPTSP Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, mengungkapkan beberapa kekuatan mendasar yang dimiliki daerahnya untuk mendukung pengembangan industri pengalengan ikan. Pertama, ketersediaan bahan baku melimpah.

"Daerahnya memiliki ketersediaan bahan baku yang melimpah dari hasil tangkapan nelayan lokal," ujar Aspiannur.

Potensi perikanan tangkap Bontang yang besar menjadi modal utama untuk keberlanjutan pasokan bahan baku industri pengalengan. Kedua, sarana dan prasarana pendukung.

"Sarana dan prasarana pendukung, termasuk lahan yang dialokasikan khusus untuk kawasan industri, menjadi modal penting," lanjutnya.

Ketersediaan lahan yang telah diperuntukkan bagi kawasan industri mempermudah investor dalam membangun fasilitas produksi. Keunggulan lainnya adalah potensi Sosial dan Ekonomi Lokal.

"Selain itu, dari sisi sosial, pengembangan industri ini berpotensi besar menyerap tenaga kerja lokal dan menggerakkan roda ekonomi kawasan pesisir," jelas Aspiannur.

Industri pengalengan ikan diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir Bontang. Meskipun memiliki potensi besar, kajian SWOT juga mengidentifikasi sejumlah tantangan internal yang perlu diatasi agar industri pengalengan ikan di Bontang dapat berkembang secara optimal.

"Salah satunya adalah ketergantungan pada bahan baku impor, seperti tinplate, yang membuat biaya produksi meningkat akibat bea masuk," ungkap Aspiannur.

Ketergantungan pada impor tinplate sebagai bahan utama kemasan menjadi salah satu kendala yang dapat mempengaruhi daya saing produk.

"Selain itu, infrastruktur pendukung seperti jalan, listrik, dan air masih membutuhkan perhatian serius untuk menunjang aktivitas manufaktur secara berkelanjutan," imbuhnya.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan handal menjadi prasyarat penting bagi kelancaran operasional industri. Di sisi lain, Bontang memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri pengalengan ikan, baik di pasar domestik maupun internasional:

"Peluang besar terbuka bagi Bontang, dari sisi pasar, terdapat potensi distribusi nasional dan ekspor internasional yang menjanjikan," kata Aspiannur.

Permintaan akan produk ikan kaleng yang terus meningkat di pasar domestik dan potensi ekspor ke negara lain menjadi daya tarik investasi yang signifikan.

"Pengembangan industri ini juga dapat membuka ruang bagi kolaborasi riset dan teknologi tepat guna bersama perguruan tinggi, serta menumbuhkan industri penopang lainnya," jelasnya.

Sinergi dengan akademisi dan pengembangan industri pendukung akan menciptakan ekosistem industri yang lebih kuat dan inovatif.

"Pemerintah pusat maupun daerah pun telah menunjukkan dukungan melalui berbagai regulasi dan insentif investasi," tambah Aspiannur.

Dukungan Kebijakan

Kepala DPMPTSP Kota Bontang Muhammad Aspiannur
Kepala DPMPTSP Kota Bontang Muhammad Aspiannur.... Selengkapnya

Dukungan kebijakan dan insentif dari pemerintah akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan industri ini. Pemerintah Kota Bontang menyadari pentingnya keberlanjutan dalam pengembangan industri perikanan.

"Program mitigasi dampak sosial dan lingkungan mulai dari pengolahan limbah yang baik, teknologi pengendalian emisi, hingga praktik perikanan berkelanjutan menjadi bagian integral dalam skema pengembangan industri ini," kata Aspiannur.

Komitmen pada praktik ramah lingkungan akan memastikan bahwa pertumbuhan industri ini tidak merusak ekosistem laut dan sosial di Bontang. Hasil kajian SWOT ini menjadi landasan penting bagi Pemerintah Kota Bontang dalam menyusun strategi pengembangan industri berbasis kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.

"Hilirisasi bukan sekadar memproduksi, tapi menciptakan ekosistem industri yang efisien, inklusif, dan ramah lingkungan. Kami membuka ruang kolaborasi dengan investor, akademisi, dan masyarakat lokal," terang Aspiannur.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Bontang Selatan mencatat peningkatan produksi perikanan budidaya laut sebesar 2.638 ton pada tahun 2021, naik dari 2.474 ton pada tahun 2020. Potensi budidaya rumput laut yang dapat menghasilkan karagenan untuk industri farmasi dan kosmetik juga menjadi peluang pengembangan sektor perikanan lainnya di Bontang.

Lokasi strategis kawasan Bontang Lestari yang akan memiliki pelabuhan laut semakin memperkuat posisi Bontang sebagai pusat pengolahan hasil laut.

"Dengan pendekatan yang matang dan kolaboratif, hilirisasi industri pengalengan ikan di Bontang berpotensi menjadi model pengembangan kawasan pesisir berbasis sumber daya alam berkelanjutan di Indonesia,” kata Aspiannur optimis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya