Liputan6.com, Jakarta - Bisnis jalan tol yang menggiurkan mendorong manajemen PT Waskita Karya Tbk (WSKT) untuk memasuki bisnis tersebut. Perseroan pun membentuk anak usaha PT Waskita Toll Road untuk mengembangkan investasi jalan tol.
Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya Tbk, Haris Gunawan mengatakan, ada dua hal yang mendorong perseroan untuk masuk ke bisnis jalan tol. Pertama, investasi jalan tol dinilai menarik karena perkembangan ruas jalan tol begitu pesat.
Apalagi Indonesia sedang gencar membangun infrastruktur terutama jalan. Haris mengatakan, dengan masuk bisnis jalan tol dapat menghasilkan recurring income atau pendapatan berkelanjutan bagi perseroan. Kedua, perseroan juga mendapatkan bisnis dari konstruksi jalan tol.
Advertisement
Perseroan telah mendirikan anak usaha yang akan mengembangkan proyek investasi jalan tol. Pendirian anak usaha bernama PT Waskita Toll Road ini telah dilakukan pada 19 Juni 2014.
"Selain itu, kami melihat bisnis kontraktor marginnya begitu ketat sehingga kami melakukan diversifikasi usaha, dan yang salah satunya menarik yaitu bisnis jalan tol," ujar Haris, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (24/6/2014).
Haris mengatakan, pihaknya menggelontorkan dana sekitar Rp 1,2 triliun untuk modal dasar PT Waskita Toll Road. Dana itu didapat dari kas internal dan penerbitan obligasi. "Kami akan menerbitkan obligasi pada Agustus 2014. Untuk menerbitkan obligasi ini akan memakai pembukuan laporan keuangan Juni 2014," ujar Haris.
Haris mengatakan, ada sejumlah proyek tol yang akan digarap perseroan. Pertama, proyek tol Krian-Legundi-Bunder di Jawa Timur. Proyek jalan tol ini akan membentuk interkoneksi sehingga membuat perjalanan menjadi lebih singkat.
Selain itu, perseroan juga menggarap proyek jalan tol Penajam Balikpapan sepanjang 12 kilom meter (KM) dan jalan tol Kuala Namu-Tebing Tinggi dengan konsorsium PT Jasa Marga Tbk, PT Hutama Karya dan PT PP Tbk. "Ini sedang proses di BPJT yang Kuala Namu-Tebing Tinggi," kata Haris.
Haris menuturkan, tidak hanya bisnis jalan tol yang akan digarap, tetapi perseroan juga akan mengembangkan industri yang ada di sekitar jalan tol itu.
Saat ditanya mengenai kontrak baru hingga 24 Juni 2014, Haris menuturkan, pihaknya telah mengantongi kontrak sekitar Rp 5,4 triliun. Proyek itu sebagian besar disumbangkan dari proyek pemerintah seperti bendungan, jalan dan gedung, serta proyek swasta.
"Kami mengerjakan pembangunan gedung Infomedia Telkom sekitar Rp 150 miliar dan Hotel Inna senilai Rp 123 miliar," ujar Haris. (Ahm/)