Sentimen Politik Bikin Perolehan Dana dari Pasar Modal Merosot

Total perolehan dana dari penawaran saham turun 49 persen menjadi Rp 15,28 triliun pada semester I 2014.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Jul 2014, 17:55 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2014, 17:55 WIB
Ilustrasi Aktivitas di BEI
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Total perolehan dana dari pasar modal Indonesia menurun pada semester I 2014 dibandingkan semester I 2013. Sejumlah analis menilai, kondisi makro ekonomi dan sentimen politik menjadi pertimbangan perusahaan untuk ekspansi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), yang dikutip Selasa (1/7/2014), total dana yang diperoleh dana dari penawaran saham perdana/initial public offering (ipo) sebesar Rp 3,95 triliun pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,14 triliun.

Lalu perolehan dana dari rights issue/penawaran umum terbatas turun 40,96 persen menjadi Rp 10,74 triliun sepanjang semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,19 triliun. Lalu waran turun 64,02 persen menjadi Rp 590 miliar pada semester I 2014.

Analis PT Recapital Securities, Agustini Hamid menuturkan, sentimen politik mempengaruhi langkah perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha. Sehingga perusahaan masih menunggu situasi perkembangan politik untuk mencari pendanaan.

"Ini karena pemilu. Semua wait and see," ujar Agustini, saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, faktor pengetatan likuiditas juga menjadi fokus pelaku pasar. Hal ini karena sentimen regional dan global masih tahap pemulihan. Selain itu, ekonomi China juga mengalami kontraksi. "Jadi kalau IPO dan aksi korporasi lainnya ada kekhawatiran sekarang tidak terserap sama pasar," tutur Agustini.

Total perolehan dana dari saham turun 49 persen menjadi Rp 15,28 triliun pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29,96 triliun.

Sementara itu, perolehan dana dari obligasi korporasi turun 73,12 persen menjadi Rp 8,37 triliun pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,14 triliun. Sedangkan perolehan dana dari penawaran obligasi dan sukuk pemerintah naik 17,28 persen menjadi Rp 131,53 triliun.

Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, kondisi perlambatan ekonomi Indonesia seiring kenaikan suku bunga pada 2013 hingga mencapai level 7,5 persen cukup mempengaruhi perusahaan.  Selain itu, manajemen perusahaan juga memperhatikan mood pelaku pasar untuk melakukan transaksi saham.

"Mereka cari dana juga harus melihat pasar saham seperti apa dan bagaimana mood investor. Kalau dipaksakan cari dana saat pasar saham tidak bagus malah tidak ada hasilnya karena tidak ada yang mau menyerap," tutur Reza. (Ahm/)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya