Bangun Superblok, Cowell Development Beli Perusahaan Properti

Perseroan akan membangun kawasan superblok termasuk beberapa bangunan komersial di Cikarang seluas 13 hektar.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2014, 10:45 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2014, 10:45 WIB
Ilustrasi Aktivitas di BEI
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Cowell Development Tbk mengakuisisi perusahaan properti senilai 503,01 miliar ternyata tidak terlalu berdampak terhadap harga sahamnya.

Pada perdagangan saham, Senin (14/7/2014) pukul 09.54 WIB, harga saham perusahaan bergerak di bidang properti ini turun 0,87 persen menjadi Rp 570 per saham. Harga saham berkode emiten COWL ini berada di level tertinggi Rp 575 per saham dan level terendah Rp 560 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 99 kali dengan nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,3 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Senin (14/7/2014), Presiden Direktur PT Cowell Development Tbk, Novi Imelly menuturkan, pihaknya telah melakukan pengambilalihan sebanyak 8.499 saham atau sekitar 84,99 persen saham di PT Nusantara Prospekindo Sukses milik Smarthome Properties Limited. Transaksi pembelian saham itu dilakukan pada 30 Juni 2014.

Transaksi pembelian saham itu senilai Rp 503,01 miliar. Perseroan baru mendapatkan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 7 Juli 2014 untuk mengakuisisi saham milik Smarthome itu.

Perseroan melakukan akuisisi saham sebagai langkah ekspansi usaha di bidang properti berkelanjutan. Perseroan membangun kawasan superblok termasuk beberapa bangunan komersial di Cikarang dengan luas area sekitar 13 hektar (ha). Adapun PT Nusantara Prospekindo Sukses ini memiliki proyek pengembangan apartemen Oasis Park sehingga ini juga menjadi pertimbangan perseroan melakukan akuisisi.

Dengan langkah akuisisi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah kepada perseroan dan pemegang saham. Adapun transaksi tersebut merupakan transaksi material sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.E.2 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama. Transaksi pengambilalihan saham itu sebesar 42,5 persen dari nilai ekuitas perseroan sebesar Rp 1,18 triliun per 31 Desember 2013.

Hingga kuartal I 2014, perseroan mencatatkan laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 30,98 persen menjadi Rp 7,76 miliar dari periode sama tahun lalu Rp 11,25 miliar. Pendapatan perseroan turun tipis 6,3 persen menjadi Rp 64,70 miliar sepanjang kuartal I 2014. Sementara itu, perseroan mengantongi kas sekitar Rp 26,02 miliar pada 31 Maret 2014. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya