Nusa Kontruksi Raih Modal Bangun Pembangkit Mini-Hydro

Dengan modal ini diharapkan perseroan dapat mampu menyediakan energi yang bersih, efisien, dan rendah risiko.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jul 2014, 18:49 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 18:49 WIB
2foto-pacitan130901a.jpg
PLTU Pacitan merupakan salah satu pembangkit listrik yang dimiliki PLN untuk menghasilkan daya listrik sebesar 630 megawatt (Liputan6.com/ Panji Diksana)

Liputan6.com, Jakarta - Armstrong Asset Management berkomitmen berinvestasi US$ 22,5 juta untuk mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit 50 MW mini-hydro di Indonesia.

Unit usaha Armstrong yaitu South East Asia Clean Energy telah menyetujui untuk pembangunan portofolio mini-hydro proyek pembangkit listrik di Indonesia. Proyek ini dikembangkan oleh PT Inti Duta Energi, yang merupakan anak usaha dari PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK).

Saat ini, pembangunan mini hydro 50 WM itu memasuki berbagai tahap proses perizinan. Proyek pertama memiliki daya 5MW ini akan beroperasi di Jawa yang diharapkan beroperasi pada kuartal II 2016, lalu diikuti tambahan tiga proyek dengan total daya sekitar 21 MW yang berlokasi di Sumatra pada akhir 2016.

"Kami menyambut baik kerja sama dengan grup Nusa Konstruksi Enjiniring.  Kami membangun kerja sama dengan tim Inti Duta Energi dalam pengembangan proyek dan kapabilitas teknikal yang telah cukup dikenal untuk membangun mini-hydro di Indonesia. Kami mengharapkan dengan modal yang diberikan dapat menyediakan kualitas tinggi mini-hydro sehingga mendukung pengembangan energi Indonesia," ujar Partner of Singapore Armstrong Asset Management, Michael McNeill, seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/7/2014).

Sementara itu, Djohan Halim, Presiden Direktur PT Inti Duta Energi menyambut baik kerja sama dan rencana investasi dengna Armstrong Asset Management. "Ini langkah bagus untuk membangun sinergi dengan Armstrong Asset Management. Kami menyatakan komitmen potensial dan pembangunan solusi energi yang bersih, efisien, dan rendah risiko. Dengan pengalaman grup Armstrong di investasi proyek infrastruktur skala kecil dapat mendukung aktivitas perseroan," ujar Djohan.

Grup Armstrong telah mengucurkan dana sekitar US$ 164 juta pada November 2013. Dana itu dikucutrkan antara lain untuk Annex Power dalam proyek biogas di Thailand, Indonesia dan Filipina sekitar US$ 30 juta. Lalu sekitar US$ 40 juta untuk blue circle proyek solar di wilayah Mekong.

Pada April 2014, Armstrong telah mengumumkan kerja sama dengan Mandiri Invesment Management untuk bekerja sama dalam proyek pengembangan energi terbarukan mulai dari sektor mini hydro di Indonesia. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya